Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Inggris resmi melanjutkan kemitraan di bidang efisiensi energi melalui peluncuran UK Partnering for Accelerated Climate Transitions (UK PACT) Tahap II.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menuturkan kemitraan antara Inggris dan Indonesia terkait efisiensi energi sudah dimulai sejak lama. Peluncuran UK PACT Tahap II merupakan komitmen kedua negara untuk melanjutkan kerja samanya dalam upaya efisiensi energi.
Eniya menjelaskan kerja sama yang diperbaharui ini diharapkan akan melanjutkan pembangunan ekosistem efisiensi energi yang lebih kuat, disertai dengan inovasi dalam sistem pembiayaan dan investasi.
"Kerja sama ini akan ditingkatkan dengan pendekatan yang lebih strategis, dan dana hibah UK PACT pada tahap ini akan mencapai lebih dari 4,4 juta pound sterling (setara Rp98,86 miliar) dan akan berlangsung dari 2025 hingga 2027," jelasnya dalam peluncuran Program UK PACT Efisiensi Energi Tahap II di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Eniya menjelaskan, program UK PACT Tahap II ini akan difokuskan pada empat bidang utama. Pertama, efisiensi energi bagi UMKM untuk meningkatkan kemampuan proyek energi di skala kecil.
Kedua, transformasi efisiensi energi di gedung milik pemerintah dan swasta melalui inovasi pengembangan perusahaan jasa energi atau energy service company (ESCO), serta pembiayaan yang inovatif. Ketiga, peningkatan kapasitas regional dan penyelarasan kebijakan, termasuk peta jalan dan proyek percontohan tingkat kota. Dan keempat, pengembangan skema asuransi hemat energi untuk mempromosikan lingkungan investasi yang lebih aman dan berkelanjutan.
Baca Juga
Selain proyek-proyek tersebut, Eniya menuturkan Indonesia juga berupaya meningkatkan penciptaan lapangan kerja di bidang energi hijau atau green jobs. Dia mencontohkan, pengembangan ESCO lokal asal Indonesia dapat menciptakan lapangan kerja hijau yang dapat diisi oleh masyarakat.
"Perusahaan jasa energi ini bisa mulai tumbuh di Indonesia, dan saya kira kita juga harus punya auditor energi yang muncul dari program kerja sama ini. Jadi, kita tambahkan keterampilan atau green jobs pada program efisiensi energi," jelas Eniya.
Sementara itu, Direktur Pembangunan Internasional Inggris untuk Indonesia Amanda McLoughlin menambahkan sejak 2021 pihaknya telah melihat perkembangan dan dampak yang ditimbulkan dari UK PACT.
McLoughlin menuturkan UK PACT telah memberikan dukungan teknis dan menghadirkan ide-ide baru dalam efisiensi energi, transportasi rendah karbon, dan penetapan harga karbon bagi pemerintah Indonesia.
"Saya benar-benar bangga dengan apa yang telah kita capai bersama di Tahap I. Kita memulai Tahap II dan kali ini, kita punya tujuan yang lebih tinggi lagi," ujarnya.
McLoughlin berharap program UK PACT Tahap II dapat membantu usaha kecil dan menengah mengadopsi praktik efisiensi energi, membangun jaringan proyek yang siap untuk investasi, dan mengembangkan berbagai skema efisiensi energi.
Program ini juga diharapkan dapat memperluas proyek percontohan dan peningkatan kapasitas yang berhasil dalam efisiensi energi pada skala nasional serta melalui pemerintah provinsi, dan mendukung tujuan transisi iklim dan energi Indonesia.
"Program ini bukan hanya tentang mengurangi emisi. Program ini juga tentang menciptakan peluang baru — untuk inovasi, untuk masyarakat yang lebih kuat, untuk udara yang lebih bersih, dan untuk kualitas hidup yang lebih baik," pungkasnya.