Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Pembangunan Internasional Inggris untuk Indonesia, Amanda McLoughlin mengungkap progres pembicaraan terkait perjanjian kemitraan strategis baru dengan Indonesia.
McLoughlin menuturkan, hingga saat ini proses pembicaraan terkait kemitraan strategis antara kedua negara masih terus berlangsung. Dia mengatakan, kedua negara bekerja keras untuk menemukan bentuk kesepakatan yang tepat dalam beberapa bulan ke depan, dan semuanya berjalan dengan sangat baik.
Dia berharap proses finalisasi kemitraan itu dapat tercapai pada tahun ini. Meski demikian, dia tidak memperinci target penyelesaian perjanjian kemitraan itu.
"Kami masih menyusun bagaimana kami akan menyelesaikan kemitraan ini, namun target kami adalah menyelesaikannya tahun ini. Semoga kami siap meluncurkannya dalam beberapa bulan mendatang," ujar McLoughlin dalam peluncuran Program UK PACT Efisiensi Energi Tahap II di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Dia menambahkan, beberapa poin utama dalam perjanjian kemitraan itu di antaranya berkaitan dengan tentang iklim dan energi. Selain itu, kemitraan itu juga akan membahas kerja sama perdagangan antara kedua negara untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi
"Selain itu, kemitraan itu juga akan berisi tentang kerja sama pertahanan dan keamanan antara kedua negara," tambahnya.
Baca Juga
Adapun, McLoughlin menambahkan, kemitraan strategis ini merupakan bentuk tindaklanjut dari pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer pada November 2024 lalu.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto berhasil membawa komitmen investasi sebesar US$8,5 miliar dari lawatannya ke Inggris pada 2024 lalu setelah bertemu sejumlah pemimpin perusahaan setempat dalam agenda CEO Roundtable Forum.
Kepala Negara menegaskan bahwa hasil tersebut menunjukkan optimisme para pelaku usaha Inggris terhadap ekonomi Indonesia.
"Barusan saya bertemu dengan pemimpin-pemimpin perusahaan besar, di sini ada 19 tokoh. Mereka sudah berkomitmen investasi US$8,5 miliar. Ini menunjukkan optimisme mereka terhadap ekonomi kita," ujar Prabowo.