Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyampaikan bantuan pangan beras selama Juni—Juli 2025 masing-masing 10 kilogram (kg) akan mulai disalurkan pekan ini.
Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto mengatakan penyaluran bantuan pangan selama dua bulan (Juni—Juli 2025) dari bagian target 6 bulan penyaluran yang telah ada di Perum Bulog, melalui dana operator investasi pemerintah (OIP) senilai Rp16,6 triliun.
Andriko menjelaskan bahwa hal itu sebagaimana keputusan dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang dipimpin Menko Pangan Zulkifli Hasan pada Kamis (12/6/2025).
“Ini sedang berproses Pak Sekjen [Tomsi Tohir], kami upayakan minggu ini, ini bisa kami selesaikan agar segera dapat mulai disalurkan [bantuan pangan beras],” kata Andriko dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2025 di YouTube Kemendagri, Senin (16/6/2025).
Adapun, bantuan pangan beras ini menyasar 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dengan tetap menjaga harga gabah di tingkat petani tetap baik.
Berdasarkan panel harga pangan tingkat konsumen secara nasional, Andriko menyampaikan bahwa per 14 Juni 2025, harga beras medium mencapai Rp13.998 per kilogram atau 11,98% di atas HET. Bahkan, harganya berada pada status perlu intervensi, terutama untuk zona 1, zona 2, dan zona 3.
Baca Juga
Selain itu, Andriko menuturkan juga diputuskan penyaluran SPHP beras Juni—Juli untuk mengantisipasi harga beras yang tinggi di beberapa titik, yakni sebanyak 1,318 juta ton.
Dia menjelaskan penyaluran SPHP beras ini dengan memperkuat pemantauan dan pengawasannya serta salurannya yang akan disinergikan dengan Koperasi Desa Merah Putih.
“Jadi Koperasi Desa Merah Putih kita desain sebagai outlet-outlet untuk menyalurkan SPHP ini juga sedang menunggu anggarannya bisa diselesaikan di minggu ini,” imbuhnya.
Di samping itu, rapat juga memutuskan penyaluran bantuan beras ke Palestina sebanyak 10.000 ton yang akan diproses melalui dana Kementerian Luar Negeri. Serta, telah diputuskan harga pokok penjualan (HPP) pengadaan jagung, yaitu Rp5.500 dengan rafaksi harga kadar air 18–20%.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa nantinya syarat penerima bansos beras terdiri dari tiga kategori.
Pertama, bansos beras yang akan disalurkan dari stok di gudang Bulog akan diprioritaskan kepada daerah bukan penghasil padi.
Kedua, penerima bansos beras adalah daerah dengan harga beras yang sudah tinggi. Ketiga adalah daerah kota.
Amran berharap dengan adanya bansos beras ini akan mengintervensi harga beras di masyarakat tanpa mengganggu kesejahteraan petani.
“Jadi semua nyaman konsumennya nyaman, petani yang tersenyum,” ujar Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Amran juga memastikan harga beras yang bergejolak di pasar akan turun seiring dengan adanya bansos beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan sebanyak 360.000 ton beras selama dua bulan.
“Ya [bansos bisa mengendalikan harga yang naik di pasar], karena di daerah inflasi terjadi inflasi, beras diintervensi di sana, tetapi yang daerah rendah jangan dong, terpuruk nanti,” pungkasnya.