Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Hadapan Putin, Prabowo Sesumbar Ekonomi RI Tumbuh 7% Akhir 2025

Presiden Prabowo Subianto memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal mencapai 7% pada akhir tahun ini.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut kedatangan Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Konstantine Novsky, St. Petersburg, Rusia, Kamis (19/6/2025). Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut kedatangan Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Konstantine Novsky, St. Petersburg, Rusia, Kamis (19/6/2025). Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menegaskan ambisi besar Indonesia untuk menjadi mitra ekonomi yang kuat dan setara di hadapan para pemimpin dunia dalam diskusi sesi pleno St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 yang berlangsung di ExpoForum Convention and Exhibition Centre, Jumat (20/6/2025). 

Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan optimistis akan arah pertumbuhan ekonomi nasional yang menunjukkan hasil menggembirakan di awal pemerintahannya. 

“Indonesia ingin menjadi mitra yang baik dan kuat. Pertumbuhan ekonomi semester pertama sudah melebihi 5% dan diperkirakan bisa mencapai hampir 7% akhir tahun ini,” ungkapnya di hadapan para pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Jumat (20/6/2025) waktu setempat.

Presiden Ke-8 RI itu menegaskan bahwa pemerintahannya memiliki target konkret dalam jangka menengah, terutama di sektor pangan. Indonesia, menurutnya, tidak hanya mengejar swasembada, tetapi juga tengah mempersiapkan diri menjadi eksportir komoditas strategis.

“Target kami dalam empat tahun: swasembada pangan dan menjadi pengekspor beras dan jagung,” tegasnya.

Salah satu terobosan besar yang diumumkan dalam forum tersebut adalah pembentukan dana kekayaan negara baru bernama Danantara, yang secara harfiah berarti “energi masa depan Indonesia.”

Orang nomor satu di Indonesia itu mengklaim dana ini memiliki nilai aset sebesar US$ 1 triliun dengan anggaran investasi mencapai US$ 18 miliar pada tahun ini.

Menurut Prabowo, Danantara tidak dibentuk untuk mencari bantuan atau sumbangan, tetapi sebagai wadah kolaborasi strategis yang terbuka bagi mitra global.

“Terbuka untuk kerja sama strategis, sama sekali bukan mencari bantuan atau sumbangan, melainkan ingin berkolaborasi sejati untuk kemakmuran bersama,” pungkas Prabowo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper