Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Asing ke AS Anjlok Imbas Ketidakpastian Tarif Trump

Nilai investasi asing (FDI) ke AS pada kuartal I/2025 merupakan yang terendah sejak kuartal IV/2022, sebagai imbas kebijakan tarif Trump.
Peti kemas ditumpuk di geladak kapal kargo One Minato di Port Liberty New York di Staten Island, New York, AS, 2 April 2025./Reuters-Jeenah Moon
Peti kemas ditumpuk di geladak kapal kargo One Minato di Port Liberty New York di Staten Island, New York, AS, 2 April 2025./Reuters-Jeenah Moon

Bisnis.com, JAKARTA — Investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) ke Amerika Serikat (AS) menurun tajam pada kuartal I/2025 di tengah tingginya ketidakpastian bisnis akibat rencana tarif tinggi dari Presiden Donald Trump.

Data Biro Analisis Ekonomi (BEA) Departemen Perdagangan AS yang dikutip dari Reuters pada Rabu (25/6/2025) mencatat, arus investasi asing ke AS turun menjadi US$52,8 miliar dari US$79,9 miliar pada kuartal sebelumnya.

FDI yang lebih rendah pada kuartal pertama turut berkontribusi pada pelebaran defisit transaksi berjalan AS yang mencapai rekor tertinggi sebesar US$450,2 miliar. Peningkatan impor oleh pelaku usaha untuk menghindari tarif Trump menjadi salah satu pemicunya.

Biro Analisis Ekonomi (BEA) Departemen Perdagangan juga merevisi data defisit transaksi berjalan kuartal IV/2024 dari US$303,9 miliar menjadi US$312,0 miliar.

Defisit transaksi berjalan mencerminkan arus bersih barang, jasa, dan investasi masuk dan keluar dari suatu negara. Defisit perdagangan AS yang besar dan terus-menerus selama ini sebagian tertutupi oleh arus masuk investasi ke aset keuangan serta investasi asing langsung, seperti pembangunan pabrik, merger korporasi, dan akuisisi perusahaan.

Adapun nilai FDI pada kuartal I/2025 merupakan yang terendah sejak kuartal IV/2022 sebesar US$42,4 miliar, ketika inflasi pascapandemi masih tinggi. Di luar periode tersebut, FDI kuartalan pascapandemi umumnya berada di atas US$61 miliar, bahkan sempat menyentuh rekor US$135 miliar pada kuartal III/2021.

Sejumlah ekonom memperingatkan bahwa ketidakpastian ekstrem akibat kebijakan tarif Trump bisa membuat perusahaan menunda keputusan investasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. 

Di sisi lain, Trump mengklaim kebijakan tarifnya justru mendorong lonjakan investasi karena perusahaan ingin memindahkan produksi kembali ke dalam negeri untuk menghindari beban tarif.

Sejumlah analis juga menilai penurunan ini berpotensi hanya bersifat sementara. Hal ini mengingat banyak proyek manufaktur dari perusahaan asing yang akan mulai berjalan, termasuk akuisisi U.S. Steel oleh Nippon Steel senilai hampir US$15 miliar yang akan tercatat pada data kuartal berikutnya.

Paul Ashworth, Kepala Ekonom Amerika Utara di Capital Economics, mengatakan meski ketidakpastian bisa memengaruhi sebagian keputusan investasi, data FDI kuartalan cenderung sangat fluktuatif karena dipengaruhi transaksi spesifik seperti merger, akuisisi, atau proyek besar.

“Data kuartal pertama ini kemungkinan bukan sinyal bahwa FDI ke AS sedang mengalami pelemahan serius,” ujar Ashworth.

Dia memperkirakan FDI akan meningkat dalam beberapa kuartal mendatang seiring dimulainya proyek investasi manufaktur oleh produsen otomotif asing, termasuk dari Jepang dan Korea Selatan.

Pada April lalu, Hyundai Motor dan Hyundai Steel dari Korea Selatan mengumumkan rencana investasi manufaktur baru di AS senilai US$21 miliar bersama Trump di Gedung Putih.

Sementara itu, akuisisi U.S. Steel oleh Nippon Steel senilai US$14,9 miliar yang rampung pekan lalu akan tercatat dalam arus FDI kuartal II/2025. “Kalau pun ada arah tren, saya memperkirakan FDI justru akan meningkat,” ujar Ashworth.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper