Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Jadi Komoditas Penyumbang Inflasi Terbesar, Naik Terus sejak September 2023

Emas perhiasan muncul selama enam kali sebagai komoditas penyumbang inflasi secara bulanan selama Januari—Juni 2025.
Karyawati memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (17/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (17/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan emas perhiasan menjadi komoditas utama Penyumbang inflasi bulanan dalam enam bulan berturut-turut atau selama Januari—Juni 2025.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengungkapkan emas perhiasan muncul selama enam kali sebagai komoditas penyumbang inflasi secara bulanan selama Januari—Juni 2025. Tidak ada komoditas lain yang menyertai frekuensi kemunculan emas perhiasan itu.

"Sebagai catatan, emas perhiasan ini terus mengalami inflasi sejak September 2023," ungkap Pudji dalam konferensi pers di Kantor BPS RI, Selasa (1/7/2025).

Sementara itu, tingkat inflasi Indonesia Juni 2025 mencapai 0,19% secara bulanan (month to month/MtM), naik dari posisi Mei 2025 yang deflasi 0,37%.

Kelompok pengeluaran penyumbang terbesar atau faktor penyebab inflasi Juni 2025 adalah makanan, minuman, dan tembakau andil inflasi sebesar 0,19%. Komoditas penyumbang inflasi utama kelompok ini adalah beras, cabai rawit, bawang merah, dan tomat, sehingga komoditas harga pangan jadi penyebab inflasi Juni 2025

"Terjadi kenaikan IHK dari 108,07 pada Mei 2025 menjadi 108,27 pada Juni 2025 ," ujar Pudji

Dia menjelaskan bahwa terdapat hari raya Iduladha, tahun baru Islam 1447 hijriaj, dan libur sekolah pada Juni 2025, juga perkembangan harga BBM nonsubsidi. Momen-momen itu turut memengaruhi kondisi inflasi Juni 2025.

Lebih lanjut, Pudji menjelaskan bahwa secara tahunan Indonesia mencatatkan inflasi 1,87% (year on year/YoY) per Juni 2025, posisinya naik dari Mei 2025 dengan inflasi 1,60% YoY.

Kelompok pengeluaran penyumbang terbesar atau faktor penyebab inflasi Juni 2025 adalah makanan, minuman, dan tembakau andil inflasi sebesar 0,19%. Komoditas penyumbang inflasi utama kelompok ini adalah beras, cabai rawit, bawang merah, dan tomat, sehingga komoditas harga pangan jadi penyebab inflasi Juni 2025.

Pudji menjelaskan bahwa terdapat hari raya Iduladha, tahun baru Islam 1447 Hijriah, dan libur sekolah pada Juni 2025, juga perkembangan harga BBM nonsubsidi. Momen-momen itu turut memengaruhi kondisi inflasi Juni 2025.

Sebelumnya, konsensus ekonom memproyeksikan terjadi kenaikan inflasi secara moderat pada Juni 2025, baik secara bulanan maupun tahunan.

Berdasarkan 10 ekonom yang datanya dihimpun Bloombergmedian atau nilai tengah IHK pada Juni 2025 diperkirakan inflasi sebesar 0,12% secara bulanan (MtM). Nilai tersebut naik dibandingkan realisasi deflasi sebesar 0,37% (MtM) pada bulan sebelumnya atau Mei 2025.

Adapun estimasi tertinggi diberikan oleh ekonom Citigroup Securities Indonesia Helmi Arman sebesar 0,30%. Sementara estimasi terendah disampaikan oleh ekonom KB Valbury Sekuritas sebesar -0,35%

Sementara secara tahunan (YoY), 22 ekonom memproyeksikan nilai median IHK pada Juni 2025 berada di zona inflasi sebesar 1,8%. Nilai tersebut juga naik dibandingkan realisasi inflasi sebesar 1,6% (YoY) pada Mei 2025.

Estimasi tertinggi terpantau berada di angka 2,2% yang dikeluarkan oleh ING Group NV. Sementara estimasi terendah di angka 1,01% oleh ekonom Barclays Bank PLC Brian Tan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper