Bisnis.com, JAKARTA — RUU pemangkasan pajak dan pengeluaran senilai US$3,3 triliun yang diusung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya disahkan Senat AS pada Selasa (1/7/2025) waktu setempat.
Pengesahan ini menjadi kemenangan politik signifikan bagi Trump, setelah melalui upaya intensif Partai Republik untuk merangkul para penentang di internal partai.
Melansir Bloomberg pada Rabu (2/7/2025) RUU tersebut lolos dengan suara tipis 51-50, setelah tiga senator dari Partai Republik — Susan Collins (Maine), Thom Tillis (North Carolina), dan Rand Paul (Kentucky) — menolak mendukungnya.
Wakil Presiden JD Vance memberikan suara penentu dalam pemungutan suara tersebut. RUU tersebut menggabungkan pemangkasan pajak senilai US$4,5 triliun dengan pemotongan belanja sebesar US$1,2 triliun, dan kini akan dilanjutkan ke DPR AS.
"Ini adalah kerja tim. Pada akhirnya, kita berhasil menyelesaikannya," ujar Pemimpin Mayoritas Senat John Thune usai pemungutan suara.
Indeks Bloomberg Dollar Spot sempat menyentuh level tertinggi harian pasca pengesahan RUU, setelah sebelumnya tertekan selama enam bulan berturut-turut hingga akhir Juni.
Baca Juga
RUU yang dijuluki “One Big Beautiful Bill” ini mencakup seluruh agenda legislatif utama Trump dalam satu paket. Trump secara langsung melobi anggota parlemen untuk mempercepat pembahasan di Kongres.
“Ini RUU yang luar biasa. Semua pihak dapat manfaat. Saya rasa pembahasan di DPR akan berjalan lebih mulus dibandingkan di Senat,” ujar Trump.
Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer mengatakan, pemungutan suara ini akan menghantui Partai Republik selama bertahun-tahun ke depan .
“Orang-orang akan sakit dan meninggal, anak-anak akan kelaparan, dan utang negara akan melonjak ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Schumer.
Tantangan di DPR
RUU ini dijadwalkan untuk dibahas di DPR dalam pekan ini, namun peluang untuk lolos masih belum pasti. Mayoritas tipis Partai Republik membuat mereka hanya bisa kehilangan beberapa suara jika ingin mengesahkan RUU tersebut, mengingat seluruh anggota Partai Demokrat diperkirakan akan menolak.
Ketua DPR Mike Johnson menyatakan bahwa pihaknya akan bergerak cepat agar RUU bisa disahkan sebelum 4 Juli.
Namun, sejumlah anggota konservatif mendesak pemangkasan anggaran yang lebih dalam, sementara kubu moderat menolak pengurangan dana untuk Medicaid dan program jaring pengaman sosial lainnya.
Senator Lisa Murkowski, yang awalnya menolak namun akhirnya mendukung, berharap DPR dapat merevisi RUU tersebut dan membuka ruang negosiasi lanjutan. Senator asal Alaska itu sebelumnya menyuarakan kekhawatiran atas pemangkasan Medicaid dan insentif energi bersih.
"Proses lanjutan masih diperlukan," ujar Murkowski.
Belum jelas apakah versi Senat ini bisa lolos di DPR, mengingat versi awal yang disahkan DPR sebelumnya hanya menang satu suara.
RUU Senat juga menaikkan batas potongan pajak negara bagian dan lokal dari US$10.000 menjadi US$40.000 selama lima tahun. Namun, ketentuan ini diprotes anggota Republik asal New York yang menganggapnya tidak cukup. Di sisi lain, pemangkasan dana rumah sakit juga memicu penolakan tambahan.
Setiap perubahan yang dilakukan DPR nantinya harus dikembalikan ke Senat, yang berpotensi menggagalkan target Trump untuk menandatangani RUU sebelum 4 Juli.