Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral China (PBoC) Rajin Menabung Emas Walau Harga Sedang Tinggi

Bank Sentral China (PBoC) terpantau terus mengakumulasi emas resmi saat harga logam mulia berkali-kali menyentuh level tertinggi sepanjang masa.
Gedung Peoples Bank of China (PBOC) di Beijing, China, pada hari Senin, 12 Agustus 2024./Bloomberg
Gedung Peoples Bank of China (PBOC) di Beijing, China, pada hari Senin, 12 Agustus 2024./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral China (PBoC) terus menambah cadangan emas resminya saat harga logam mulia berkali-kali menyentuh level tertinggi sepanjang masa.

Berdasarkan data yang dikutip Bloomberg, PBoC menambah cadangan emas resmi untuk bulan kedelapan berturut-turut pada Juni 2025 sehingga jumlahnya naik 70.000 troi ons. 

Cadangan emas itu sudah naik 1,1 juta troi ons atau sekitar 34,2 ton sejak pembelian berkala ini dimulai pada November 2024.

Adapun, PBoC dikenal menjadi salah satu pembeli emas resmi yang paling antusias dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini merupakan upaya otoritas di Beijing untuk mendiversifikasikan kepemilikan dolar AS-nya.

"Pembelian saat ini menyusul jeda enam bulan yang mengakhiri aksi beli selama 18 bulan di tahun 2024," tulis Bloomberg, dikutip Senin (7/7/2025). 

Aksi beli emas ini dilakukan Bank Sentral China walaupun harga sudah melesat berkali-kali pada semester I/2025. Investor banyak memburu aset safe haven ini di tengah-tengah kenaikan tensi geopolitik di Timur Tengah serta kekhawatiran perang dagang yang diinisiasi AS.

Sementara itu, pelaku pasar mulai banyak meninggalkan dolar AS yang juga termasuk aset safe haven karena ada kekhawatiran pembengkakan defisit fiskal AS serta pelemahan greenback.

Menjelang kejelasan tarif dari AS, harga emas perlahan mulai mendingin. Melansir Reuters, Senin (7/7/2025), harga emas di pasar spot melemah 0,76% ke level US$3.309,73 per troy ounce pada pukul 14.31 WIB. Sementara itu, harga emas berjangka Comex AS melemah 0,66% ke level US$3.309,60 per troy ounce.

Trump mengatakan bahwa pemerintahannya hampir merampungkan sejumlah kesepakatan perdagangan dan akan segera memberi pemberitahuan kepada mitra dagang mengenai kenaikan tarif yang akan mulai berlaku pada 1 Agustus, dengan tenggat pemberitahuan ditetapkan pada 9 Juli.

Pada bulan April lalu, Trump menetapkan tarif dasar 10% terhadap mayoritas negara mitra dagang, disertai potensi bea tambahan hingga 50%. Namun, penerapan efektif dari sebagian besar tarif itu ditangguhkan hingga 9 Juli. Kini, keputusan terbaru memperpanjang masa tenggang tersebut selama tiga minggu lagi.

Analis senior OANDA Kelvin Wong mengatakan penundaan jangka pendek dari AS ini menjadi pemicu pelemahan harga emas dalam perdagangan intraday saat ini.

”Akan ada lagi pergerakan harga yang mencolok di kisaran US$3.320, dengan potensi resisten jangka pendek di level US$3.360,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper