Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komentar Sri Mulyani soal Indonesia Terancam Tambahan Tarif Trump 10%

Menjelang tenggat waktu 9 Juli—sebelum diperpanjang—Indonesia masih dalam proses negosiasi untuk menurunkan tarif resiprokal 32% dari Trump.
Tangkapan layar menampilkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat melantik pejabat eselon I Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jumat (25/5/2025)./YouTube Kementerian Keuangan RI
Tangkapan layar menampilkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat melantik pejabat eselon I Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jumat (25/5/2025)./YouTube Kementerian Keuangan RI

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi ancaman tarif tambahan dari Presiden AS Donald Trump bagi negara BRICS, yang di dalamnya termasuk Indonesia. 

Sri Mulyani menekankan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan tarif maupun negosiasi yang saat ini tengah dilakukan. 

“Kami akan terus mengikuti saja karena Indonesia kan masih di dalam proses pembicaraan dengan pemerintah Amerika. Kami upayakan untuk optimal,” ujarnya usai menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (7/7/2025). 

Indonesia sendiri mendapatkan tarif resiprokal sebesar 32% dari Trump karena surplus yang dinikmati Tanah Air atas perdagangannya bersama AS. 

Menjelang tenggat waktu 9 Juli—sebelum diperpanjang—Indonesia masih dalam proses negosiasi untuk menurunkan tarif resiprokal 32% dari Trump. 

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun diagendakan bakal bertolak ke Washington usai mendampingi Prabowo Subianto menghadiri KTT BRICS di Brasil, Minggu (6/7/2025). 

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 10% terhadap negara mana pun yang dianggap sejalan dengan kebijakan anti-Amerika yang diusung BRICS. 

Selain ancaman tambahan tarif 10%, Trump juga sempat mengancam akan mengenakan tarif hingga 100% terhadap BRICS jika negara-negara anggota meninggalkan penggunaan dolar AS dalam perdagangan bilateral. 

Ancaman tersebut menambah ketidakpastian di tengah negosiasi tarif dagang yang masih berlangsung dengan sejumlah mitra dagang AS.

BRICS merupakan blok yang beranggotakan 11 negara, seperti Brasil, China, Rusia, Afrika Selatan, India, Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Indonesia. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper