Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Sebut Kesepakatan Dagang dengan Vietnam Hampir Final

Awal bulan ini, Trump mengumumkan telah mencapai kesepakatan awal dengan Vietnam dengan memangkas tarif menjadi 20%.
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang dengan Vietnam sudah hampir rampung.

Melansir Reuters, Rabu (17/7/2025), berbicara kepada wartawan di Pangkalan Udara Bersama Andrews dekat Washington, Trump menyatakan bahwa ia bisa saja merilis rincian dari kesepakatan tersebut, namun merasa hal itu tidak terlalu diperlukan.

“Saya rasa kesepakatannya sudah cukup jelas,” ujarnya.

Awal bulan ini, Trump mengumumkan telah mencapai kesepakatan awal dengan negara Asean itu.

Dalam kesepakatan tersebut, tarif impor AS terhadap barang-barang dari Vietnam akan dipangkas menjadi 20% dari ancaman sebelumnya sebesar 46% yang ia lontarkan pada April lalu.

Trump juga menyampaikan bahwa barang-barang yang dianggap sebagai hasil transshipment, yakni produk China yang dialihkan melalui Vietnam sebelum masuk ke pasar AS, akan dikenakan tarif sebesar 40%.

Hingga kini, detail resmi dari kesepakatan belum dirilis. Masih belum jelas bagaimana AS akan mendefinisikan transshipment ilegal, seberapa besar nilai tambah yang harus ditambahkan Vietnam agar barang tidak terkena tarif 40%, dan kategori produk apa saja yang akan dikenai tarif 20%.

Pemerintah Vietnam sejauh ini hanya mengumumkan adanya kesepakatan dalam bentuk pernyataan bersama mengenai kerangka kerja perdagangan, tanpa mengonfirmasi secara spesifik besaran tarif yang disepakati.

Vietnam tercatat hampir melipatgandakan ekspornya ke AS sejak dimulainya perang dagang antara AS dan China pada 2018.

Saat itu, pemerintahan Trump pertama kali menerapkan tarif besar-besaran terhadap Beijing, mendorong sejumlah produsen untuk memindahkan operasinya ke Vietnam.

Namun, di saat yang sama, impor Vietnam dari China juga melonjak, dengan nilai dan pergerakannya hampir sebanding dengan ekspor Vietnam ke AS — masing-masing mencapai sekitar US$140 miliar pada 2024, menurut data dari kedua negara.

Tarif RI 19%

Sebelumnya, Trump juga mengumumkan bahwa besaran tarif impor yang bakal dikenakan terhadap barang-barang asal Indonesia turun menjadi 19% dari yang sebelumnya 32%.

Pengumuman tersebut disampaikan Trump usai dilakukannya proses negosiasi. Bahkan, Presiden RI Prabowo Subianto turun tangan langsung untuk berunding dengan Trump hingga mencapai kesepakatan.

Trump mengaku AS telah mencapai kesepakatan untuk mengenakan tarif sebesar 19% untuk barang-barang dari Indonesia. Sementara itu, ekspor AS tidak akan dikenakan pajak.

"Mereka membayar 19% dan kami tidak membayar apa pun. Kami akan memiliki akses penuh ke Indonesia," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (16/7/2025).

Trump sebelumnya telah mengirimkan surat terkait dengan tarif selama seminggu terakhir kepada beberapa negara mitra dagang. Langkah tersebut meningkatkan tekanan terhadap para negosiator menjelang batas waktu 1 Agustus untuk penerapan bea masuk yang lebih tinggi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper