Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebutuhan Gas PLN Naik, Ekspor LNG 2025 Diproyeksi Turun jadi 150 Kargo

SKK Migas memproyeksikan ekspor LNG turun pada 2025 untuk memenuhi permintaan domestik yang meningkat, terutama dari PLN.
Proyek Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat - BP Indonesia
Proyek Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat - BP Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah mengatur ulang alokasi ekspor liquefied natural gas (LNG) tahun ini untuk memprioritaskan kebutuhan gas domestik yang meningkat. 

Deputi Keuangan & Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan, pihaknya telah mengarahkan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dan para pembeli LNG di berbagai negara untuk mengatur kembali jadwal pengiriman. 

"Kita juga menyusun jadwal kembali bagaimana kita mengatur ekspor LNG kita supaya tetap komitmen kita untuk memenuhi kontrak, tapi kita bisa diskusikan untuk penjadwalannya disesuaikan agar domestik juga mendapatkan LNG" kata Kurnia di Jakarta, dikutip Selasa (22/7/2025). 

Adapun, SKK Migas memproyeksi ekspor LNG atau gas alam cair akan berkurang tahun ini ke angka 150 kargo, sementara untuk LNG domestik dialokasikan sebanyak 86 kargo. 

Sebelumnya, laporan Bloomberg menyebutkan bahwa ekspor LNG Indonesia tahun lalu mencapai 300 kargo, berdasarkan Ship-tracking Data. Penurunan ini untuk memastikan kebutuhan gas domestik terpenuhi.

Apalagi, Kurnia menerangkan bahwa kebutuhan LNG PT PLN (Persero) meningkat dari semula 60 kargo per tahun, dalam 2 tahun terakhir meningkat menjadi 100 kargo per tahun. 

"Artinya, ada gap yang cukup signifikan antara kontrak yang 60 kargo dengan kebutuhan yang mungkin hampir 90-100 kargo," imbuhnya. 

Lebih lanjut, Kurnia memastikan untuk produksi gas dalam negeri telah memenuhi kebutuhan domestik dengan realisasi mencapai 70% tahun ini. Dia memperkirakan pasokan saat ini mampu memenuhi kebutuhan pembangkit hingga September 2025 untuk PLN dan PGN. 

Namun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan gas, maka SKK Migas mendorong percepatan produksi di lapangan-lapangan eksis maupun baru.

"Kita juga lakukan pengisian atau mengisi ke wilayah-wilayah yang kebutuhan gasnya turun karena natural declining dengan LNG," jelasnya.

Tak hanya itu, SKK Migas juga melakukan swap gas dari Blok Natuna dan Sumatra yang saat ini terjadi penurunan permintaan sekitar 31 MMscfd. Saat ini, pihaknya tengah mendorong agar realisasi lebih optimal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro