Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Bangun Bendungan Terbesar di Dunia, Telan Biaya Rp2.725 Triliun!

China memulai pembangunan bendungan terbesar di dunia yang sekaligus berfungsi sebagai PLTA dengan nilai investasi mencapai Rp2.725 triliun.
Ilustrasi Bendungan - Bisnis/Muhammad Olga.
Ilustrasi Bendungan - Bisnis/Muhammad Olga.

Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri China, Li Qiang mengungkap pihaknya resmi memulai pembangunan bendungan yang akan diperuntukkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terbesar di dunia.

Melansir The Guardian, bendungan tersebut bakal dibangun di sekitar sungai Yarlung Tsangpo, di wilayah Tibet.

Li Qiang menyampaikan pembangunan bendungan tersebut menjadi salah satu megaproyek yang telah dicanangkan sejak 2020 dan masuk ke dalam rencana pembangunan jangka menengah China.

Sementara itu, pemerintah Xinhua melaporkan bahwa proyek tersebut akan terdiri dari lima pembangkit listrik tenaga air bertingkat, yang diperkirakan akan menghasilkan 300 juta megawatt jam listrik per tahun. Biaya proyek tersebut sekitar 1,2 triliun yuan atau sekitar Rp2.725 triliun (Asumsi kurs: Rp2.270 per yuan).

"Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan tentang waktu atau ruang lingkup konstruksi, tetapi angka yang dilaporkan oleh Xinhua melebihi perkiraan dari tahun 2020," tulis laporan Guardian, dikutip Selasa (22/7/2025).

Dalam laporannya, bendungan raksasa Yarlung Tsangpo kabarnya akan memanfaatkan tenaga yang dihasilkan oleh air sungai yang turun setinggi 2 km dalam jarak sekitar 50 km saat mengalir melalui ngarai di tikungan berbentuk U.

Untuk diketahui, China merupakan penghasil emisi karbon terbesar di dunia. Karenanya, negara ini sedang menjalankan ekspansi energi terbarukan besar-besaran dalam upaya mencapai target pengurangan emisi dan menstabilkan pasokan listriknya. 

Meski demikian, pembangunan bendungan tersebut menimbulkan keberatan dari India dan Bangladesh. Mengingat, proyek itu diproyeksi bakal tertahan dan mengakibatkan banjir.

Lebih lanjut, pemerintah India secara resmi juga dilaporkan telah menyampaikan kekhawatirannya kepada Beijing atas proyek tersebut pada bulan Desember. Selain itu, pemerintah India juga sempat kembali menyampaikan rasa keberatannya pada pertemuan bilateral antara menteri luar negeri kedua negara pada Januari 2025.

Kemudian, unjuk rasa keberatan tersebut juga disampaikan oleh para pemerhati lingkungan yang menyebut bakal mengancam keberadaan satwa liar di wilayah tersebut, serta pergeseran tektonik yang signifikan, tanah longsor yang parah, dan geografi ekstrem di lokasi yang diperkirakan akan dibangun bendungan.

Sementara dalam laporan terbarunya, pemerintah China menepis kritik tersebut, dan menyatakan bahwa proyek tersebut akan merangsang lapangan kerja di kawasan tersebut, meningkatkan pasokan energi domestik, dan memacu pembangunan di sektor energi terbarukan. 

"Penekanan khusus harus diberikan pada konservasi ekologi untuk mencegah kerusakan lingkungan," pungkas Li.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro