Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengelola Investasi Danantara mendapat pinjaman senilai US$10 miliar atau setara Rp163,14 triliun (asumsi kurs Rp16.314 per US$) dari 12 bank asing.
CEO Danantara Rosan Roeslani mengatakan, pinjaman itu merupakan bentuk kepercayaan 12 bank asing untuk memberikan fasilitas kredit bergulir (revolving facility) kepada sovereign wealth fund seperti Danantara.
"Kami alhamdulillah baru saja mendapatkan approval juga kita mendapatkan pendanaan mencapai US$10 miliar. Semuanya bank-bank dari luar negeri dan ini adalah membuktikan bahwa memang dari bank asing pun dan pinjaman itu diberikan hanya berdasarkan tanpa kita istilahnya memberikan jaminan apapun," ucap Rosan di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (22/7/2025).
Kendati demikian, Rosan tak memerinci siapa saja 12 bank dari luar negeri tersebut. Dia hanya menekankan bahwa pinjaman itu merupakan kepercayaan yang diberikan oleh bank kepada Danantara.
Pihaknya pun meyakini akan makin banyak kepercayaan yang diberikan kepada Danantara. Apalagi, Danantara bakal melakukan beberapa investasi di berbagai proyek.
"Beberapa investasi yang akan kami lakukan tentunya tetap mengacu kepada kriteria yang ada karena kalau kita berinvestasi harus ada return-nya, harus ada keuntungannya karena itu juga tanggung jawab yang diberikan kepada kami," kata Rosan.
Di sisi lain, dia menyebutkan, selama 4 bulan Danantara diluncurkan, pihaknya telah mendapatkan pendanaan melalui kerja sama dengan sovereign wealth fund lain sebesar US$7 miliar atau setara Rp114,2 triliun.
“Dari US$7 miliar itu dengan Qatar USD4 miliar, kemudian dengan CIC [China Investment Corporation] US$2 juta dan juga kemudian dengan RDIF [Russian Direct Investment Fund]. Dan kita sedang ada pembicaraan dengan Sovereign Wealth Fund lainnya untuk bersama-sama untuk berinvestasi terutama di Indonesia," imbuhnya.
Sebelumnya, Danantara dikabarkan tengah mencari pinjaman. Danantara pun dikabarkan bakal menarik dana awal senilai US$3 miliar dari fasilitas kredit US$10 miliar.
Dana tersebut digunakan untuk membiayai investasi seperti proyek pabrik kimia dan pembiayaan bersama dengan sovereign wealth fund milik Qatar dan China.
Baca Juga
Mengutip Reuters, fasilitas kredit tersebut berasal dari lima bank asing yang bakal menjadi salah satu pinjaman terbesar yang disalurkan bank swasta di Asia Tenggara setelah penarikan penuh. Fasilitas kredit itu juga merupakan pendanaan pertama sektor swasta bagi Danantara yang didirikan pada Februari 2025.
Salah satu proyek yang akan menggunakan penarikan dana awal itu ialah pabrik chlor-alkali dan ethylene dichloride senilai US$800 juta milik PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), kata salah satu sumber itu.
Sebelumnya, pada awal tahun 2025, Danantara juga telah menandatangani perjanjian terpisah dengan Qatar Investment Authority dan China Investment Corporation terkait investasi bersama. Belum jelas proyek mana yang akan digarap melalui kemitraan itu.
DBS, HSBC, Natixis SA, Standard Chartered, dan United Overseas Bank (UOBH) sebelumnya diberitakan telah ditunjuk sebagai pengatur fasilitas pinjaman senilai US$10 miliar itu, kata salah satu sumber Reuters, seraya menambahkan mereka termasuk dalam 11 bank asing yang mengajukan proposal.