Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo Klaim Pengangguran Turun, Faktanya Data PHK Cetak Rekor

Prabowo mengeklaim angka pengangguran di Indonesia turun, tapi data PHK tercatat melonjak 32,1% pada Januar-Juni 2025.
Sejumlah buruh melakukan aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Rabu (3/7/2024). Aksi yang diikuti oleh ratusan buruh tersebut mendesak pemerintah segera mengambil langkah konkret dalam melindungi industri lokal, mulai dari ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga persaingan usaha yang tidak sehat.
Sejumlah buruh melakukan aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Rabu (3/7/2024). Aksi yang diikuti oleh ratusan buruh tersebut mendesak pemerintah segera mengambil langkah konkret dalam melindungi industri lokal, mulai dari ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga persaingan usaha yang tidak sehat.

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melaporkan jumlah pekerja yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Januari-Juni 2025 menembus 42.385 orang. Jumlah itu meningkat 32,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 32.064 orang.

Laporan tersebut berbeda dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang sempat menyebut data pengangguran dan kemiskinan absolut di Indonesia menurun. Prabowo menyebut, laporan itu diterimanya dari BPS.

Hal itu disampaikan Prabowo saat menghadiri acara Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025). 

“Kepala BPS lapor ke saya angka pengangguran menurun angka kemiskinan absolut menurun, ini BPS yang bicara,” kata Prabowo dikutip Senin (21/7/2025).

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan, pernyataan yang disampaikan Kepala Negara berasal dari data Survei Angkatan Kerja Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

“Pak Presiden kan basisnya dari Sakernas yang bulan Februari [2025]. Itu datanya dari BPS. Beliau mengutip itu,” kata Yassierli ketika ditemui di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jakarta Selatan, Selasa (22/7/2025).

Yassierli menjelaskan, data pengangguran terbaru belum dirilis. Dia menyebut, data tersebut baru akan dirilis Sakernas BPS pada Agustus 2025. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk menunggu laporan BPS yang akan dirilis Agustus.

"Kan Agustus [data] next-nya," ujarnya.

Untuk diketahui, BPS menunda rilis data kemiskinan Indonesia. Awalnya, penyampaian data itu dijadwalkan pekan lalu, Selasa (15/7/2025).

Konferensi pers pengumuman data profil kemiskinan itu adalah untuk periode semester I/2025 dan tingkat ketimpangan penduduk semester I/2025.

Informasi penundaan disampaikan BPS satu jam sebelum waktu rilis yang sebelumnya dijadwalkan pukul 11.00 WIB.

Dalam pernyataannya, BPS mengaku penundaan tersebut dilakukan untuk menghadirkan data dan informasi statistik yang akurat dan terpercaya bagi seluruh pengguna data. Dengan demikian, klaim BPS, data dan informasi statistik bisa lebih akurat dan terpercaya.

Korban PHK Melonjak

Adapun, terkait dengan peningkatan jumlah PHK, Yassierli menuturkan ada banyak faktor yang memicu terjadinya PHK. Beberapa faktor di antaranya, menurunnya permintaan sehingga industri mengurangi produksi, perubahan model bisnis, hingga adanya masalah di internal perusahaan.

“PHK itu sendiri saya sudah sampaikan penyebabnya macam-macam,” ujarnya.

Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kemnaker Anwar Sanusi menuturkan, dibanding periode yang sama tahun lalu, angka PHK pada periode Januari-Juni 2025 memang mengalami peningkatan.

Dia mengatakan, hal ini terjadi lantaran terjadi kasus PHK dalam jumlah besar dalam satu perusahaan di awal 2025. Kendati begitu, dibanding Mei 2025, angka PHK pada Juni 2025 tercatat mengalami penurunan.

Data Kemnaker menunjukkan, angka PHK pada Mei 2025 saja tercatat sebanyak 4.702 orang atau turun 65% menjadi 1.609 orang pada Juni 2025. Anwar menyebut, Kemnaker tengah mendalami faktor penyebab menurunnya angka PHK pada Juni 2025.

“Kenapa itu terjadi tentunya ada mungkin faktor-faktor lain yang memang itu belum selesai di dalam proses PHK,” tuturnya.

Terkait sektornya, Anwar mengungkap pada periode Januari-Juni 2025, sektor yang paling banyak mengalami PHK adalah pengolahan, diikuti perdagangan besar dan eceran, serta pertambangan dan penggalian.

Adapun di sektor pengolahan sendiri, sebanyak 22.671 tenaga kerja ter-PHK sepanjang Januari-Juni 2025. “Ini adalah tiga besar yang menjadi kontributor dari jumlah tenaga kerja yang ter-PHK,” ungkap Anwar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro