Bisnis.com, JAKARTA — Kantor Komunikasi Kepresidenan angkat bicara usai media asing menyoroti persoalan terkait dengan pengangguran hingga kesulitan mencari pekerjaan di Indonesia.
Deputi Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Presiden (PCO) Noudhy Valdryno mengatakan, pemerintah tengah fokus untuk membuat program-program yang dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat, sesuai dengan 8 Asta Cita, 17 program prioritas, dan 8 program hasil terbaik cepat Presiden Prabowo Subianto.
“Pemerintah fokus untuk melakukan program-program yang dapat membuka lapangan kerja,” kata Noudhy saat ditemui di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jakarta Selatan, Selasa (22/7/2025).
Beberapa program yang sudah berjalan yakni makan bergizi gratis dan Koperasi Desa Merah Putih. Melalui program ini, pemerintah meyakini akan terjadi pembukaan lapangan kerja.
Noudhy juga mengharapkan, kedua program ini memiliki multiplier effect di daerah sehingga pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja tidak hanya berpusat di kota-kota besar.
Menurut data Kemnaker, sebanyak 1,01 juta lulusan universitas menganggur pada 2025 atau setara 6,2% dari total pengangguran di Indonesia yang mencapai 7,28 juta orang.
Baca Juga
Terkait banyaknya jumlah sarjana yang menganggur, Noudhy memastikan pemerintah akan menyediakan lapangan kerja yang sesuai dengan keahlian dan kapasitas sumber daya manusia.
“Tugas pemerintah sekali lagi yang sesuai dengan misinya Pak Presiden, membuka seluas-luasnya lapangan kerja melalui program-program prioritas ini,” tuturnya.
Untuk diketahui, media Aljazeera menyoroti sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia. Melalui laporan bertajuk ‘Indonesia has 44 million youths. It’s struggling to get them jobs’, Aljazeera menyebut bahwa Indonesia menjadi salah satu negara di Asia dengan tingkat pengangguran muda tertinggi.
Aljazeera, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), menyebut, sekitar 16% dari lebih dari 44 juta penduduk berusia 15-24 tahun tidak memiliki pekerjaan. Jumlah itu dua kali lipat dari tingkat pengangguran kaum muda di Thailand dan Vietnam.
Melalui survei yang dirilis oleh ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura pada Januari 2025, anak mudah Indonesia pesimistis terhadap ekonomi dan pemerintah dibanding negara tetangganya seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Malaysia.
Hanya sekitar 58% anak muda Indonesia yang mengatakan optimistis terhadap rencana ekonomi pemerintah, menurut survei tersebut, dibandingkan dengan rata-rata 75% di enam negara.