Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Kanada Mark Carney meredam ekspektasi terkait kemungkinan tercapainya kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat (AS) dalam 10 hari ke depan.
Carney menyebut negosiasi berjalan sulit akibat sikap pemerintahan Presiden Donald Trump yang terus berubah-ubah.
Melansir Bloomberg pada Rabu (23/7/2025), Carney menyebut Kanada tidak akan menerima kesepakatan yang buruk. Dia mengatakan, tujuan Kanada adalah bukan sekadar mencapai kesepakatan apa pun dengan mengorbankan kepentingan negaranya.
“Kami sedang mengejar kesepakatan yang benar-benar sesuai dengan kepentingan rakyat Kanada," ujar Carney kepada awak media di Huntsville, Ontario, usai pertemuan dengan para pemimpin provinsi dari seluruh negeri.
Carney menyebut target negosiasi dari pihak AS kerap berubah-ubah. Dia menuturkan, tujuan pihak AS banyak, dan sering berubah dari waktu ke waktu.
Meski demikian, pemerintahan Carney tetap mendorong tercapainya kesepakatan sebelum 1 Agustus 2025, tenggat waktu yang ditetapkan Trump sebelum memberlakukan tarif sebesar 35% atas sejumlah produk Kanada yang tidak tercakup dalam perjanjian dagang bebas Amerika Utara yang berlaku saat ini.
Sejauh ini, tarif tinggi dari AS masih berlaku terhadap ekspor baja, aluminium, dan otomotif asal Kanada. Ottawa menilai seluruh tarif tersebut bertentangan dengan US-Mexico-Canada Agreement (USMCA) yang diteken Trump pada masa jabatan pertamanya.
Dominic LeBlanc, Menteri Kabinet Kanada yang memimpin urusan dagang dengan AS, dijadwalkan mengunjungi Washington akhir pekan ini bersama sejumlah staf senior dari kantor Perdana Menteri. Namun, juru bicara LeBlanc menolak mengungkap siapa saja pejabat AS yang akan ditemui.
Jika tak tercapai kesepakatan hingga awal Agustus, Carney mengatakan pemerintah akan melakukan evaluasi atas kondisi yang ada. Meski begitu, dia tidak secara tegas menjawab pertanyaan apakah Kanada akan mengambil langkah pembalasan secara resmi.
Hingga saat ini, Carney belum mengikuti langkah Trump yang menaikkan tarif baja dan aluminium hingga 50%. Namun, bulan lalu ia sempat berjanji akan menyesuaikan tarif balasan Kanada terhadap logam asal AS tergantung pada kemajuan negosiasi. Pernyataan tersebut dianggap sebagai ancaman tersirat untuk menaikkan tarif balasan dari level saat ini sebesar 25% jika tidak tercapai kesepakatan.
Sembari berupaya menjalin kesepakatan dengan AS, Carney juga menyatakan akan memperkuat hubungan dagang Kanada dengan negara-negara mitra non-AS.
“Telepon kami terus berdering dari negara-negara lain yang ingin memperluas hubungan dagang dengan Kanada,” ujar Carney.
Sejumlah pemimpin provinsi juga menurunkan ekspektasi atas kemungkinan tercapainya kesepakatan dalam waktu dekat setelah pertemuan dengan Carney.
Perdana Menteri Nova Scotia Tim Houston mengatakan dirinya tidak terlalu fokus pada tenggat 1 Agustus. Dia menilai terlalu terpaku pada tenggat waktu justru bisa membuat Kanada kehilangan posisi tawar dalam negosiasi.
“Kita mungkin akan terpaksa mengorbankan leverage yang sebenarnya masih bisa dipertahankan jika fokus kita hanya pada hasil terbaik," ujarnya.
Kanada dan Amerika Serikat menjalin salah satu hubungan perdagangan bilateral terbesar di dunia, dengan nilai pertukaran barang dan jasa mencapai lebih dari US$900 miliar pada tahun lalu.
Konsumen dan pelaku usaha Kanada tercatat membeli lebih banyak produk dari AS dibandingkan negara mana pun, berdasarkan data Departemen Perdagangan AS.
Namun hubungan kedua negara memanas sejak kemenangan Trump dalam pemilu, apalagi setelah sang Presiden berulang kali menyatakan bahwa Kanada seharusnya menjadi negara bagian ke-51 AS—gagasan yang ditentang mayoritas warga Kanada menurut berbagai hasil survei.