Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga pengelola dana kekayaan negara atau sovereign wealth fund Indonesia Investment Authority (INA) mengungkap dampak kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump terhadap rencana investasi perusahaan
Chief Risk Officer INA Thomas Sugiarto Oentoro menyebut bahwa ketidakpastian global yang disebabkan oleh kebijakan tarif Trump hingga saat ini tidak mempengaruhi strategi investasi perusahaan.
"Kalau ditanya apakah kita ada kendala dari (kebijakan) AS ini, sementara kita tidak [terdampak]," jelas Thomas dalam kunjungannya ke redaksi Bisnis Indonesia, Kamis (24/7/2025).
Dia menjelaskan bahwa investasi yang dilakukan oleh INA memiliki horizon jangka panjang (long term). Selain itu, rencana penanaman modal yang dilakukan juga bersifat strategis.
Menurutnya, investor atau calon investor yang berminat bekerja sama dengan INA juga akan memiliki pandangan yang serupa.
"Gejolak-gejolak pasti memang ada. Tetapi, karena investasi kita strategis semua di Indonesia, investor juga melihatnya very long term looking," jelas Thomas.
Baca Juga
Sementara itu, Chief Investment Officer INA Christopher Ganis menambahkan, hingga saat ini INA telah berinvestasi sebesar US$4 miliar atau sekitar Rp65,1 triliun (asumsi kurs Rp16.283 per dolar AS). Dia menuturkan, nilai investasi tersebut merupakan akumulasi sejak lembaga itu didirikan pada 2020, hingga Mei 2025.
Chris menuturkan, mayoritas target perusahaan dan platform tersebut adalah pemimpin pasar nasional ataupun regional.
"Sepanjang berjalan waktu 4 tahun terakhir, kita sudah investasi US$4 miliar. Itu disalurkan bersama, baik yang berasal modal kita sendiri yang sudah diberikan maupun dana dari mitra investasi kami," jelas Christopher.
Pada rentang waktu yang sama, INA juga berhasil meraih komitmen investasi sekitar US$25 miliar dari investor di 15 negara. Sepanjang 2024 lalu, perusahaan berhasil mendapat tambahan 7 mitra baru, yang sebagian besar merupakan Investasi perdana di Indonesia.
Meski demikian, Christopher menambahkan dana komitmen tersebut belum sepenuhnya tersalurkan.
"Yang sudah tersalurkan itu sebesar US$4 miliar, yang terdiri dari modal internal senilai US$1,6 miliar dan investasi bersama mitra sebesar US$2,4 miliar," katanya.