Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Jababeka Sebut Tarif Trump Berdampak Positif ke Kawasan Industri

Direktur Utama PT Jababeka Tbk. (KIJA) SD Darmono menilai tarif Trump memicu ketidakpastian. Namun, dapat berdampak positif bagi bagi kawasan industri.
Founder & Direktur Utama PT Jababeka Tbk. (KIJA) Setyono Djuandi Darmono (kanan) didampingi Wakil Direktur Utama Budianto Liman memberikan keterangan saat jumpa media di Jakarta, Rabu (17/7/2024)/Bisnis-Arief Hermawan P
Founder & Direktur Utama PT Jababeka Tbk. (KIJA) Setyono Djuandi Darmono (kanan) didampingi Wakil Direktur Utama Budianto Liman memberikan keterangan saat jumpa media di Jakarta, Rabu (17/7/2024)/Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Pendiri sekaligus Direktur Utama PT Jababeka Tbk. (KIJA) Setyono Djuandi Darmono (SD Darmono) menyebut, implementasi tarif impor Amerika Serikat (AS) sebesar 19% bakal memengaruhi pengembangan kawasan industri nasional.

Dia menjelaskan, implementasi tarif itu secara garis besar menimbulkan ketidakpastian perdagangan. Meski demikian, Darmono menilai kebijakan tarif Presiden Donald Trump itu juga bakal mempercepat diversifikasi produksi ke Asia Tenggara khususnya Indonesia.

Terlebih, AS menetapkan tarif bea masuk sebesar 19% untuk barang asal Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand, sedangkan Vietnam sebesar 20%.

"Dampaknya ke Indonesia netral-positif, selama kita konsisten memberi kepastian kebijakan dan infrastruktur," jelas Darmono kepada Bisnis, dikutip Rabu (20/8/2025).

Sejalan dengan hal itu, Darmono memproyeksikan sektor kawasan industri bakal tetap bergeliat sepanjang tahun ini. Dia memperkirakan, permintaan lahan di Kawasan Industri Jababeka sepanjang semester II/2025 akan turut terakselerasi.

Darmono memerinci mayoritas perusahaan yang mulai berencana melakukan ekspansi pengembangan pabrik di Indonesia itu berasal dari sektor energi, ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV), elektronik, hingga logistik.

"Permintaan lahan di Jababeka semester II/2025 tetap konstruktif, dengan pipeline dari sektor solar, elektronik, dan EV supply chain,” tandasnya.

Sebelumnya, sejumlah perusahaan asal China dikabarkan bakal segera memperluas bisnisnya ke Indonesia.

Reuters dalam laporan bertajuk ‘Chinese Investors Eyeing Indonesia Avoid US Tariffs, Tap Local Market’ menyebut bahwa pendiri firma konsultan lahan industri di Jakarta, Gao Xiaoyu, menerima banyak permintaan dari perusahaan China untuk memperluas usaha ke Indonesia demi menghindari tarif tinggi dari Amerika Serikat (AS).

“Kami cukup sibuk akhir-akhir ini. Kami rapat dari pagi hingga malam,” kata Gao, yang mendirikan perusahaannya PT Yard Zeal Indonesia.

Indonesia menjadi destinasi investor lantaran diklaim memiliki keunggulan yakni potensi pasar konsumen yang besar. Mengingat Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan negara terpadat keempat di dunia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro