Bisnis.com, JAKARTA – Negosiator perdagangan senior China, Li Chenggang, dijadwalkan mengunjungi Washington pekan ini untuk bertemu pejabat Amerika Serikat (AS).
Melansir Reuters pada Selasa (26/8/2025) Li, yang menjabat sebagai perwakilan perdagangan internasional China sekaligus menjadi salah satu negosiator utama bersama Wakil Perdana Menteri He Lifeng, kemungkinan akan bertemu pejabat AS di tingkat deputi.
Kunjungan Li akan menjadi kelanjutan dari tiga putaran negosiasi dagang AS-China sejak Mei 2025 di Jenewa, London, dan Stockholm.
Juru bicara pemerintah AS pada Senin (25/8/2025) waktu setempat menegaskan bahwa lawatan tersebut bukan bagian dari sesi negosiasi formal.
Sumber yang mengetahui pembicaraan menyebutkan tidak ada agenda pertemuan Li dengan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer. Adapun, kunjungan itu juga bukan atas undangan dari pihak AS.
Pelaku pasar global kini menanti apakah perpanjangan gencatan senjata tarif pada bulan ini akan permanen, atau Presiden AS Donald Trump kembali mengguncang rantai pasok global dengan gelombang tarif baru yang lebih tinggi terhadap impor asal China.
Baca Juga
Para pengecer AS tengah meningkatkan stok menjelang musim liburan akhir tahun, sementara produsen China—yang terhambat aksesnya ke pasar konsumen terbesar dunia—mengaku berada dalam “mode bertahan hidup” dengan mencari pangsa pasar alternatif.
Pada 11 Agustus lalu, AS dan China menyepakati perpanjangan gencatan senjata tarif selama 90 hari, yang menetapkan bea masuk sebesar 30% untuk barang impor asal China serta tarif 10% bagi produk AS ke China. Ekonom memperingatkan, jika tarif AS melewati 35%, produk ekspor China akan sulit bersaing di pasar global.
Kementerian Perdagangan China belum memberikan komentar terkait rencana kunjungan Li. Namun, momentum kunjungan ini disebut kurang tepat, mengingat kritik tajam Dubes China untuk AS, Xie Feng, terhadap kebijakan dagang Trump.
“Proteksionisme AS merajalela dan membayangi kerja sama pertanian China-AS,” ujar Xie dalam forum industri kedelai di Washington pada Jumat (22/8/2025) pekan lalu.
Xie menuding kebijakan Trump yang membatasi pembelian lahan pertanian oleh lawan asing termasuk China sebagai bentuk manipulasi politik.
Sektor pertanian sendiri menjadi titik panas dalam konflik dagang, lantaran pembeli asal China menolak produk pertanian AS seperti kedelai yang kini dikenakan tarif 23%, sehingga menyulitkan petani AS.
Analis menilai peningkatan pembelian produk pertanian AS oleh Beijing akan signifikan menekan surplus dagang China dengan AS, seperti yang pernah dilakukan lewat kesepakatan Phase 1 pada 2020.
Namun, Beijing diperkirakan mengincar kesepakatan yang lebih menguntungkan kali ini. “Permintaan China kemungkinan mencakup penurunan tarif dan akses pada teknologi mutakhir AS. Masih belum jelas apakah Gedung Putih akan menerima permintaan itu dan apa yang akan diminta sebagai imbalannya," ujar Xu Tianchen, ekonom senior Economist Intelligence Unit di Beijing.
Adapun lawatan terakhir pejabat perdagangan senior China ke AS terjadi pada November 2023, saat He Lifeng bertemu dengan Menteri Keuangan AS saat itu Janet Yellen menjelang KTT APEC di San Francisco.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Liu He, pendahulu He Lifeng, merupakan negosiator top China terakhir yang menandatangani kesepakatan dagang fase 1 dengan pemerintahan Trump pada Januari 2020, yang berkomitmen meningkatkan pembelian produk AS senilai US$200 miliar dalam dua tahun.