Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta seperti Shell dan BP-AKR di Jakarta kembali kehabisan stok BBM.
Berdasarkan pantauan Bisnis, Rabu (27/8/2025) siang, SPBU Shell di Jl. Kapten Tendean, Jakarta Selatan, tampak lengang. Tak ada antrean kendaraan yang memadati dispenser.
Tercatat dalam papan harga di depan SPBU, BBM jenis Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tak tersedia. Hanya Shell V-Power Diesel yang masih tersedia. Alhasil, sejumlah calon pembeli yang mengendarai sepeda motor pun berputar arah.
"Mohon maaf BBM sedang kosong," ucap salah seorang petugas SPBU kepada sang calon pembeli.
Menurut pengakuan petugas, BBM di SPBU Shell Kapten Tendean sudah kosong sejak Selasa (26/8/2025) malam. Dia pun tak mengetahui musabab stok BBM tak tersedia.
Dia juga belum bisa memastikan kapan stok BBM kembali hadir di SPBU tersebut. Namun, dia mengatakan bahwa bisa jadi di SPBU Shell di lokasi lain stok masih ada.
Baca Juga
"Tergantung setnya aja, masih ada atau tidak, kalau di sini kosong," katanya.
Pemandangan serupa juga terjadi di SPBU Shell Jl. Letjen M.T. Haryono, Cawang, Jakarta Timur. Stok BBM jenis Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tak tersedia.
SPBU tersebut pun sama-sama tampak sepi. Pun, sejumlah calon pembeli balik kanan usai diberi tahu oleh petugas bahwa BBM sedang tak tersedia.
Petugas SPBU pun hanya bersiaga di depan dispenser. Tak ada aktivitas melayani pengisian BBM kepada kendaraan, mereka hanya bertugas memberi tahu calon pembeli yang datang kalau BBM sedang kosong.
Sama seperti SPBU Shell di Tendean, petugas di SPBU Shell Cawang juga tak mengetahui pasti sebab BBM kosong. Mereka juga tak bisa memastikan kapan pasokan BBM kembali datang.
"Kurang tahu bakal ada lagi kapan," katanya.
Kekosongan BBM tak hanya terjadi di SPBU Shell. Bisnis menemukan stok BBM di SPBU BP-AKR di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan, juga tak tersedia.
Suasana di SPBU BP-AKR pun tak kalah sepi dari SPBU Shell. Dalam papan harga tertulis bahwa BBM jenis BP Ultimate (RON 95) dan BP 92 tak tersedia. SPBU itu kini hanya menjual BP Ultimate diesel.
Petugas SPBU itu mengaku stok BBM sudah kosong sejak Senin (25/8/2025). Dia belum mengetahui kapan stok kembali hadir.
"Stok lagi kosong, sejak Senin. Belum tahu kapan ada lagi," katanya.
Bisnis telah berupaya menghubungi Corporate & Internal Communications Lead Shell Indonesia Reza Fawzy dan Presiden Direktur PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR) Vanda Laura untuk menanyakan lebih lanjut sebab stok BBM habis. Namun, hingga berita ini diturunkan, yang bersangkutan belum memberikan respons.
Diberitakan Bisnis sebelumnya, Kelangkaan stok BBM di SPBU swasta juga pernah terjadi pada Januari 2025. Kala itu, Shell Indonesia dan BP AKR mengungkap kelangkaan stok tersebut dipicu berbagai faktor, utamanya hambatan rantai pasok.
Shell mengungkapkan izin impor BBM yang telah diajukan sejak September 2024, baru disetujui pada Januari 2025. Pada saat izin impor dikantongi, pasokan BBM di berbagai SPBU Shell nyaris habis. Hal yang sama disampaikan oleh BP-AKR.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membantah salah satu faktor stok BBM di SPBU swasta sempat langka pada Januari lalu disebabkan perizinan impor yang lama terbit.
Plt Direktur Jenderal Migas ESDM Tri Winarno mengatakan, mestinya badan usaha BBM mempersiapkan proses impor hingga distribusi bensin. Dalam hal ini, dia mencontohkan hal yang dilakukan oleh Pertamina.
"Enggak ada [izin lama]. Jadi gini, modelnya [harusnya] seperti Pertamina, semua disiapin pada saat rekomendasi keluar, itu langsung running," kata Tri kepada wartawan di Kompleks DPR RI, Rabu (26/2/2025).
Menurut dia, pada saat rekomendasi impor BBM diterbitkan, seharusnya pengelola SPBU telah mempersiapkan atau memesan kebutuhan seperti kapal, storage, dan sebagainya.
Oleh karena itu, dia menegaskan tidak ada penerbitan izin impor yang lama. Bahkan, untuk 3 bulan ke depan, pemerintah telah memberikan izin impor bahan bakar minyak kepada badan usaha. Mestinya, tidak ada lagi kekhawatiran akan kelangkaan pasokan BBM.
“Kalau pada saat rekomendasi keluar baru pesan ini, pesan itu, nah itu kan lama. Jadi kayak Pertamina itu bisa cepet, kan sebelum rekomendasi keluar dia sudah pesan kapal, pesan ini, jadi pada saat rekomendasi ini sudah langsung running,” terangnya.