JAKARTA: PT Astra Honda Motor (AHM) mendominasi pasar motor skuter otomatis (skutik) setelah membukukan pertumbuhan penjualan skutik 9,5% pada Januari–Maret 2012.
Data Asosiasi Industtri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyebutkan pasar skutik AHM pada periode tersebut mencapai 1,054 juta unit dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya 962.328 unit.
Direktur Pemasaran PT AHM Margono Tanuwijaya mengatakan dengan pencapaian pada kuartal I tersebut, pangsa pasar Honda pada segmen skutik naik jadi 61,6% dibandingkan dengan pangsa pasar pada periode yang sama tahun sebelumnya 53,8%.
Pada segmen low skutik otomatis (AT) dengan harga di bawah Rp12,5 juta, AISI mencatat total penjualan skutik nasional mencapai 463.941 unit, turun 15,3% dibandingkan dengan periode Januari–Maret 2011 sebesar 547.914 unit.
Kendati permintaan menurun, ujar Margono, pangsa pasar Honda untuk segmen bawah ini melonjak 24,4% dari 43,4% pada kuartal I/2011 menjadi 67,7% pada periode sekarang.
“Untuk segmen ini, kami tetap mengandalkan Honda Beat dengan total penjualan 314.263 unit, dibandingkan dengan periode yang sama 2011 yang hanya 237.631 unit,” katanya.
Pada segmen high skutik, dengan harga di atas Rp12,5 juta per unit, total penjualan skutik nasional mencapai 590.162 unit, naik 42% dibandingkan dengan periode Januari–Maret 2011 sebesar 414.414 unit.
Pada segmen ini, Honda juga mendominasi dengan pangsa pasar 56,9% setelah membukukan kenaikan penjualan 19,6% dari 280.505 unit menjadi 335,531 unit.
Pada segmen ini, kata Margono, AHM memiliki beberapa model seperti Honda Vario Series, Honda Scoopy, Honda Spacy, dan Honda PCX. “Model-model skutik ini hemat bahan bakar dan bertenaga,” ujarnya.
Namun, dia juga khawatir terhadap pertumbuhan pasar motor pada tahun ini akibat dampak kenaikan uang muka minimum menjadi 20% - 25% untuk motor. “Kenaikan uang muka bisa menurunkan pasar motor pada tahun ini hingga 30%,” katanya.
Selama ini, ujarnya, sekitar 70% transaksi sepeda motor dilakukan secara kredit. Dari komposisi itu, kurang dari 20% konsumen yang mampu membayar uang muka minimum di atas 20%.
“Pasar motor akan mendapatkan tantangan berat mulai semester II/2012. Namun, apapun yang diputuskan pemerintah tetap kami laksanakan,” katanya. (sut)