PENGEMBANGAN ENERGI: Kemenhut Berkomitmen Percepat Perizinan

JAKARTA: Kementerian Kehutanan berkomitmen mempercepat izin penggunaan lahan bagi usaha-usaha strategis yang berkaitan dengan minyak, gas, kelistrikan, dan sektor energi lainnya.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Hadi Daryono mengungkapkan usaha strategis terkait energi, seperti izin pemanfaatan lahan hutan bagi PT Pembangkit Listrik Negara (PLN) berada di luar perjanjian moratorium pemberian izin pemanfaatan lahan.

"Kalau Kementerian Kehutanan inginnya untuk sektor yang strategis misalnya Migas [minyak dan gas] dan energi listrik, kalau bisa tumbuh besar karena subsidi dari pemerintah juga sudah besar. Jadi dapat membantu ruang fiskal pemerintah. Kami sih inginnya memberi percepatan perizinan," ujarnya kepada Bisnis, 4 Februari 2013.

Sebagai langkah konkrit dari komitmen tersebut Kementerian Kehutanan dengan Kementerian Keuangan mengadakan kesepakatan di tingkat pelayanan (service level agreement/ SLA) dalam penyediaan jasa investasi pinjam pakai lahan.

"Jadi untuk mengefisienkan subsidi PLN, inginnya jangan sampai perizinan ada yang nyangkut sampai 30 hari,  ingin dipercepat. Namun kan sebenarnya dari dulu kalau PLN butuh kawasan hutan untuk jaringan listrik paling 5 hari izinnya sudah diberikan," ungkap Hadi.

Sementara itu, untuk perizinan sektor lainnya seperti mineral dan pertambangan batu bara, dia mengaku memang ada penurunan jumlah luasan lahan yang diizinkan untuk digarap. Namun menurutnya hal itu terjadi bukan karena persoalan perizinan dari pihak Kementerian, melainkan lantaran kelesuan bisnis sehingga terjadi penurunan investasi.

Menurutnya moratorium tidak berpengaruh banyak pada persoalan izin penggarapan lahan pertambangan. Apalagi pemerintah sebenarnya masih banyak memberi izin eksplorasi. Pada tahun lalu lahan yang diizinkan untuk dieksplorasi masih mencapai 441.243 hektare, hanya turun 5,77% dari luas lahan yang boleh dieksplorasi pada 2011 468.311 hektare.

"Izin kan tergantung investor, mereka mengajukan izin atau tidak. Mereka agak lesu karena harga turun. Padahal kami kan memberi izin eksplorasi masih cukup banyak. Harapannya dari situ bisa ditindaklanjuti," jelasnya.(fsi)