Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMBANGKIT LISTRIK: PLN Perluas Pemakaian Bahan Bakar Nabati

BISNIS.COM, BANDUNG--PT Perusahaan Listrik Negara memperluas penggunaan bahan bakar nabati (BBN) di sejumlah pembangkit listrik miliknya  guna  mencapai target bauran energi nasional dalam mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM).

BISNIS.COM, BANDUNG--PT Perusahaan Listrik Negara memperluas penggunaan bahan bakar nabati (BBN) di sejumlah pembangkit listrik miliknya  guna  mencapai target bauran energi nasional dalam mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM).

Kepala Divisi Energi Terbarukan Mochammad Sofyan mengatakan perseroan tengah melakukan uji coba penggunaan biodiesel untuk sejumlah turbin gas di pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Pasalnya selama ini turbin gas PLTG menggunakan BBM dalam jumlah yang cukup besar.

 "Kami bekerjasama dengan BPPT (badan pengkajian dan penerapan teknologi) untuk mengetahui efektivitas penggunaan biodiesel di turbin gas. Kalau bagus, kami akan gunakan biodiesel untuk bahan bakar turbin gas di semua PLTG," katanya saat dihubungi di Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/3).

 Saat ini,  PLN dan BPPT telah mengganti penggunaan solar dengan biodiesel di turbin gas PLTG Pauh Limo, Sumatera Barat. Nantinya, akan dilihat apakah penggunaan 100% biodiesel itu dapat merusak dan menurunkan kinerja mesin itu.

 Penggunaan biodiesel untuk turbin gas PLTG tersebut dilakukan setelah PLN berhasil menggunakan pure plant oil (PPO) yang diampurkan ke dalam solar sebagai sumber energi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).

Perampuran tersebut dilakukan dengan komposisi 30% PPO dan 70% solar, sehingga mendapatkan kekentalan yang ideal sebagai bahan bahan bakar.

 Menurutnya, inisiatif penggunaan PPO untuk pembangkit listrik muncul setelah harga komoditas PPO anjlok di pasaran, dan produksi dalam negeri kelebihan produksi. Apalagi saat ini penggunaan BBM untuk pembangkit telah mencapai5,5 kiloliter.

 Nur Pamudji, Direktur Utama PLN sebelumnya mengklaim pihaknya dapat melakukan penghematan hingga Rp70 miliar per tahun dengan menggunakan BBN.

Pasalnya, harga BBN saat ini masih di bawah harga solar yang menjadi sumber energi utama untuk PLTD.

Director of Indonesia Center for Green Economy Darmawan Prasodjo mengatakan optimalisasi penggunaan BBN sebagai campuran dalam BBM dapat memangkas dana subsidi yang dikeluarkan pemerintah hingga Rp28 triliun.

Peningkatan kadar BBN sebesar 15% dalam BBM dapat memangkas subsidi hingga Rp28 triliun. Hal itu dikarenakan biaya untuk memproduksi BBN lebih murah dibandingkan dengan biaya produksi BBM jenis premium dan solar. (if)

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Others
Sumber : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper