BISNIS.COM, JAKARTA--Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 mulai dipengaruhi oleh situasi politik yang menghangat.
“Tahun politik ini perlu diwaspadai karena investor juga ada kecenderungan mulai wait and see karena akan ada pergantian presiden dan kabinet,” kata Pengamat Ekonomi UGM Sri Adiningsih kepada Bisnis, Jumat (12/4/2013).
Sri memperkirakan pertumbuhan ekonomi dalam negeri sepanjang 2013 berkisar antara 6,2%-6,3%. Adapun untuk kuartal I/2013, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada di kisaran 6,1%-6,2%.
Dia menjelaskan pergantian pemerintahan biasanya disertai dengan pergantian kebijakan sehingga investor cenderung menunggu adanya kepastian kebijakan pemerintah terlebih dahulu. Akibatnya, kontribusi investasi dalam pertumbuhan ekonomi ikut terpengaruh.
Apalagi, saat ini banyak menteri yang berasal dari jajaran partai politik di dalam struktur Kabinet Indonesia Bersatu II. Oleh karena itu, menghangatnya perpolitikan dalam negeri sedikit banyak akan mempengaruhi kinerja pemerintah dan kebijakan yang terkait dengan perekonomian.
Selain itu, Sri mengatakan pertumbuhan ekonomi dalam negeri juga masih dibayangi oleh tingginya laju inflasi yang terlihat di kuartal I/2013. Ke depannya, dia mengatakan masih ada beberapa risiko yang akan mendorong laju inflasi, seperti kenaikan TDL dan kebijakan terkait subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Menurutnya, laju inflasi yang tinggi, terutama dari komponen harga bergejolak, akan mengurangi daya beli masyarakat, termasuk daya beli masyarakat terhadap produk manufaktur.
“Pembelian barang-barang manufaktur juga berkurang karena pengeluarannya untuk kebutuhan makanan lebih banyak,” ujarnya.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas Prasetijono Widjojo memperkirakan terdapat downside risk yang bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi 2013 ke level 6,5% dari target pemerintah 6,8%.
“Prediksi awal kan 6,8%, tetapi ada downside risk, jadi bisa menarik turun ke 6,5%,” katanya, Jumat (12/4).
Adapun untuk kuartal I/2013, dia memperkirakan pertumbuhan ekonom Indonesia sebesar 6,2%-6,3%.