BISNIS.COM, JAKARTA-- Manajemen Lion Air mengungkapkan pesawat JT 904 yang kecelakaan di Bali adalah jenis Boeing 737-800 NG dengan harga rata-rata US$60,5 juta-US$81 juta.
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menuturkan pihaknya akan mendapat ganti rugi dari perusahaan asuransi pesawat yang berada di London atas kemungkinan total loss dari kondisi pesawat JT 904 yang mendarat di laut.
"Kalau total loss, biaya ganti ruginya ya seharga pesawat. Bagi kami, pesawat itu beli atau sewa, sama saja," kata Edward kepada Bisnis, Rabu (17/4/2013).
Selain kerugian pesawat, manajemen mengklaim hanya lima orang penumpang yang dirawat inap di rumah sakit akibat kecelakaan pesawat JT904 di Bali.
Dia mengatakan dari lima orang itu, tinggal tiga orang yang masih diopname (rawat inap) di rumah sakit. "Semua korban kecelakaan Lion Air di Bali yang luka-luka dan harus dirawat di rumah sakit mendapat santunan," kata Edward.
Soal ganti rugi atas kehilangan atau kerusakan bagasi penumpang pesawat Lion Air JT 904, Edward mengatakan disesuaikan dengan Peraturan Menteri (PM) No.77/2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut.
"Kalau bagasi, jelas ada aturannya, itu harus kami sesuaikan dengan data penumpangnya. Untuk barang di kabin, kami masih sulit menentukan ganti ruginya, karena sulit pembuktiannya," tutur Edward.
Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo mengatakan Lion Air sebagai pengangkut bertanggung jawab memberikan santunan kepada penumpang yang menjadi korban insiden gagal mendaratnya pesawat Lion kode JT 904 di Bali.
"Lion memang harus memberikan ganti rugi, itu ada aturannya, soal akhirnya Lion sudah menunjuk perusahaan asuransi, itu terserah Lion Air. Ganti rugi untuk barang di bagasi, pengobatan (karena tidak ada korban meninggal). Lion juga akan mendapat ganti rugi atas pesawatnya," tutur Djoko.
