Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMPOR HORTIKULTURA: Semester II Tak Gunakan Sistem Kuota

BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Pertanian menegaskan mekanisme impor produk hortikultura di semester II tahun ini tidak akan menggunakan sistem kuota.Pelaksana Teknis Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kemantan Haryono mengatakan mekanisme

BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Pertanian menegaskan mekanisme impor produk hortikultura di semester II tahun ini tidak akan menggunakan sistem kuota.

Pelaksana Teknis Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kemantan Haryono mengatakan mekanisme tersebut bakal tercantum dalam revisi Permentan No.60 tahun 2012 yang sedang digarap saat ini.

"Pengaturannya seperti apa masih kami bahas dan akan kami umumkan nanti, tapi ini juga belum final dan masih dibahas," ujarnya, Selasa (23/4).

Haryono menambahkan seluruh produk hortikultura tidak akan dibatasi pemasukannya di 6 bulan terakhir tahun ini. Meski demikian, lanjutnya, produk hortikultura yang masuk ke Indonesia tetap akan diatur.

Selain mengatur mekanisme impor produk hortikultura, revisi Permentan hanya akan mengatur impor 15 produk hortikultura saja. Dengan kata lain, 5 produk hortikultura bakal dikeluarkan dan Permentan.

Pengurangan produk tersebut berdampak pada pos tarif atau HS Code. Di semester II HS code produk hortikultura bakal menyusut menjadi 39 komoditas dari sebelumnya 39 jenis komoditas.

Berbagai revisi yang dilakukan dalam Permentan, lanjutnya, merupakan tindak lanjut dari pembahasan antara Kementerian Pertanian dan Perdagangan.

Meski tidak menggunakan sistem kuota, tetapi penggunaan sistem tarif untuk impor hortikultura belum akan dilakukan di semester II.

"Untuk mekanisme tarif belum akan digunakan, tetapi perizinan dilakukan melalui sistem satu atap. Sistem ini dilakukan secara on-line tetapi tetap ada back-up datanya secara manual," imbuhnya.

Melalui perbaikan sistem impor hortikultura diharapkan produk lokal mampu bersaing dengan produk impor. Tak hanya itu, produk hortikultura Indonesia diharapkan mampu bersaing di pasar dunia. (if)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Muhammad Kholikul Alim
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper