BISNIS.COM, JAKARTA—Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi masih melambat pada triwulan pertama tahun ini karena tertekan oleh pelemahan kinerja ekspor dan impor dan perlambatan laju investasi.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti memprediksi produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal I/2013 akan tumbuh pada kisaran 6,1%-6,2% dari periode yang sama tahun lalu.
Menurutnya, ada kemungkinan tingkat pertumbuhan ekonomi hanya mencapai level bawah dari kisaran estimasi tersebut, yakni 6,1%, yang berarti tidak banyak berubah dari kuartal IV/2012 yakni 6,11%.
“Kami memprediksi 6,1%-6,2%, karena investasi tidak secepat periode sebelumnya dan net export masih negatif. Hanya konsumsi swasta yang masih bertahan dan menopang pertumbuhan,” kata Destry kepada Bisnis, Minggu (5/5/2013).
Destry menjelaskan faktor utama penekan pertumbuhan ekonomi adalah melemahnya kinerja perdagangan dengan luar negeri. Badan Pusat Statistik pada Rabu (1/4/13) melaporkan defisit perdagangan sebesar US$67,5 juta sepanjang 3 bulan pertama tahun ini.
Setelah membukukan defisit bulanan pada Januari dan Februari 2013, Indonesia memang kembali membukukan surplus pada Maret 2013 sebesar US$305 juta. Namun, surplus tercapai lebih karena penurunan impor sebesar 4% dari Februari 2013.