BISNIS.COM, JAKARTA--Kesadaran masyarakat untuk berinvestasi dinilai masih minim akibat kurangnya edukasi yang diberikan perusahaan yang menawarkan jasa tersebut. Namun di sisi lain, kondisi ini membuka peluang pertumbuhan di bidang investasi pengelolaan kekayaan
Steven Suryana, Head of Wealth Management HSBC Indonesia, mengungkapkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap produk investasi masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.
"Contohnya, masyarakat yang mengantongi uang Rp500 juta umumnya mengalokasikan 70% dananya pada produk berbasis deposito. Dengan nilai yang sama, masyarakat China justru menyimpan 50% dari dana tersebut ke dalam produk investasi," tuturnya hari ini, Selasa (28/4/2013).
Dia menjelaskan rendahnya investor memang telah mulai mengenal produk investasi seperti reksadana dan obligasi, tetapi dari segi pengalaman dalam produk tersebut masih minim.
Menurutnya, kondisi ini membuka peluang besar di bidang investasi pengelolaan kekayaan mengingat jumlah produk investasi yang ditawarkan masih rendah dan jumlah investor juga masih sedikit.
"Kami perkirakan bisnis tersebut bisa tumbuh hingga 20%," katanya.