BISNIS.COM, JAKARTA- Pembangunan pabrik semen train 1 oleh Anhui Conch Group Co., Ltd. (Anhui Conch) melalui PT Conch South Kalimantan Cement ditargetkan mulai berproduksi Oktober 2014.
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan pembangunan pabrik yang berlokasi di Desa Saradang, Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan merupakan kelanjutan dari penandatanganan nota kesepahaman (memorandum od understanding/MoU) pada 2011.
Pabrik terdiri dari dua train. Setiap train memiliki kapasitas sekitar 1,5 juta ton. Untuk train pertama investasi yang dikeluarkan sekitar US$500 juta, sedangkan yang train kedua belum diketahui.
“Biasanya train kedua lebih murah yah. Yang train 1 konstruksi sudah mulai, paling sudah berjalan 30% dan akan produksi pada Oktober tahun depan,” kata Panggah, Selasa (25/6).
Namun, Panggah memastikan investasi untuk train 2 tidak akan berbeda jauh dengan train pertama.
Selain pabrik semen, investor asal China tersebut juga akan membangun power plant dengan kapasitas 2x18 MW. Namun saat ini, baru 1x18 MW yang akan terealisasi.
Kemudian, Anhui Conch juga merencanakan untuk membangun sekitar lima pabrik semen di Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa.
Dua lokasi diperkirakan akan dibangun di Sulawesi Selatan dan Papua Barat. “Baru dua itu yang diidentifikasi. Kemungkinan bisa membangun lima pabrik di sini,” tambahnya.
Menurut Panggah, Conch tidak akan menggandeng perusahaan lokal dan akan sepenuhnya berinvestasi menggunakan anggaran sendiri.
Bahkan, selain membangun pabrik semen, investor tersebut berminat membangun infrastruktur berupa jalan tol di Kalimantan.
“Ini kan jadinya bagus. Artinya, infrastruktur di luar Pulau Jawa didorong agar dibangun oleh swasta. Kami ingin mengembangkan lebih cepat lagi.”
Adapun mengenai investasi yang akan dikeluarkan untuk seluruh rencana investasi, Panggah mengatakan hal tersebut belum bisa diperkirakan. Menurutnya, Menteri Perindustrian M.S Hidayat meminta investor membuat proposal sehingga dimaksudkan untuk masuk dalam program MP3EI.
“Kemungkinan akan ekspor kalau mereka rencanakan pembangunan di Sulawesi dan Papua Barat itu, dengan masing-masing lokasi 3 juta ton per tahun (dua tahap),” tuturnya.
Namu, produksi akan didahulukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. (Foto:forbes)