Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat penjualan semen domestik mengalami penurunan 2,5% (year-on-year/yoy) menjadi 27,7 juta ton pada Januari-Juni 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 28,48 juta ton.
Berdasarkan data ASI, produksi semen pada semester I/2025 mencapai 28,76 juta ton atau turun 5,8% yoy dibandingkan periode yang sama sebelumnya 30,53 juta ton.
Ketua Umum ASI Lilik Unggul Raharjo mengatakan, penurunan penjualan ini terjadi hampir di seluruh wilayah, kecuali di Sumatra yang tumbuh 4,9% dan Maluku-Papua tumbuh 5% pada periode tersebut.
"Penjualan semen pada periode semester I/2025 mengalami penurunan 2,5% dibandingkan tahun 2024," kata Lilik kepada Bisnis, Rabu (13/8/2025).
Dia menerangkan bahwa penyebab utama dari penurunan penjualan semen yaitu masih lemahnya daya beli masyarakat dan melambatnya proyek-proyek infrastruktur nasional.
Adapun, penyebab penurunan penjualan semen saat ini juga masih menjadi tantangan utama untuk paruh kedua tahun ini. Pasalnya, Lilik melihat kondisi pasar masih oversupply sehingga utilisasi pabrik masih rendah sekitar 55,6%,.
Baca Juga
"Kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya membaik ditambah dengan pengurangan bujet infrastruktur," tuturnya.
Bahkan, tantangan penjualan tersebut membuat pelaku usaha pesimistis. Semula, ASI menargetkan pertumbuhan kinerja penjualan 2% tahun ini. Namun, dengan capaian kinerja semester I/2025, dia melihat target tersebut masih menantang.
Diberitakan sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) juga mencatat penurunan penjualan semen dan klinker secara keseluruhan turun 1,6% periode paruh pertama tahun ini.
Corporate Secretary INTP Dani Handajani mengatakan, penjualan domestik (semen dan klinker) sebesar 8,6 juta ton atau turun 2,4% yoy, sedangkan volume ekspor meningkat 45,8% menjadi 237.000 ton.
Penurunan semen secara nasional ini terutama disebabkan oleh kontraksi 10,2% di pasar semen curah, akibat penurunan permintaan dari proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan pemangkasan anggaran infrastruktur yang diumumkan awal tahun ini.
“Meskipun permintaan semen domestik menurun pada paruh pertama tahun ini, kami memperkirakan volume akan meningkat pada paruh kedua tahun ini,” ujar Dani.