Bisnis.com, JAKARTA--PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk tidak akan bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) dalam pengembangan stasiun pengisian bahan bakar gas untuk mempercepat konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas.
Ridha Ababil, Corporate Comunications PGN, mengatakan tertutupnya peluang kerja sama dengan Pertamina dalam pengembangan SPBG dikarenakan keduanya telah memiliki merek dagang sendiri. Pertamina memang memiliki Envogas sebagai merek produk BBG-nya, sementara PGN masih memikirkan merek yang akan digunakannya.
“Kami tidak bisa bekerja sama dengan Pertamina karena masing-masing punya merek sendiri. Jadi nanti Pertamina dan PGN akan membangun SPBG sendiri-sendiri,” katanya di Jakarta, Minggu (21/7/2013).
Ridha mengungkapkan pihaknya saat ini menyasar konversi untuk kendaraan operasional Kementerian ESDM, Kementerian BUMN dan Pemprov DKI Jakarta. Nantinya, PGN menempatkan mobile refueling unit (MRU) yang dapat mengisi BBG ke kendaraan operasional itu di wilayah Monas.
MRU akan digunakan PGN sebagai sarana utama pengisian BBG hingga permintaan terhadap bahan bakar pengganti BBM itu telah dianggap ekonomis untuk membangun SPBG. Penggunaan MRU juga diharapkan dapat menghilangkan anggapan masyarakat yang menyebut saat ini infrastruktur BBG masih sulit ditemukan.
“Kami tidak dapat memaksa pasar untuk melakukan konversi. Kami akan bangun infrastrukturnya sampai pasar BBG ini tumbuh dan kami akan membangun SPBG,” jelasnya.
Tahun ini, PGN menyediakan 5 juta kaki kubik (MMscf) untuk MRU. Jumlah tersebut hanya 0,62% dari total volume penjualan gas PGN per tahun yang sebesar 800 MMscf.