Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RAPBN 2014 Dirancang Selamatkan Pertumbuhan Ekonomi

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mendesain postur Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014 yang akan menyelamatkan pertumbuhan ekonomi dari ancaman perlambatan.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mendesain postur Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014 yang akan menyelamatkan pertumbuhan ekonomi dari ancaman perlambatan.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan nota keuangan 2014, yang akan disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 16 Agustus 2013 di hadapan parlemen, akan memuat stimulus untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.

“RAPBN 2014 akan siap dan antisipatif terhadap perubahan global di masa mendatang dan memberi stimulus untuk mendorong pertumbuhan,” kata Chatib dala wawancara khusus dengan tim redaksi Bisnis Indonesia di kantornya pada Kamis (15/8/13) di Jakarta.

Chatib menjelaskan perkembangan eksploitasi shale gas di Amerika Serikat dapat membuat harga komoditas dunia semakin tertekan, sehingga mengancam perekonomian Indonesia yang masih berorientasi kepada ekspor hasil sumber daya alam.

Oleh karena itu, menurutnya, komposisi perekonomian harus diubah menjadi negara industri yang mengandalkan sumber daya manusia. “Fiskal harus jadi instrumen yang membantu transformasi menuju kesana,” kata Chatib.

Selain memberikan lebih banyak insentif fiskal, membuka lebih banyak sektor bagi asing, dan menyederhanakan perizinan untuk menarik investasi, fiskal tahun depan juga akan dimanfaatkan untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia.

Untuk langkah awal, Chatib mengungkapkan pihaknya menyiapkan kebijakan pembebasan pajak impor buku nonfiksi serta pemberian keringanan pajak bagi perusahaan yang melakukan research and development (R&D) dan training tenaga kerja.

Chatib menjelaskan kebijakan tersebut bertujuan untuk mengurangi ketergantungan perekonomian atas tenaga kerja tidak terampil yang murah. “Fiskal 2014 mulai ada insentif ke arah sumber daya manusia yang berkualitas,” katanya.

Selain untuk meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia, fiskal tahun depan juga dirancang agar memperkuat konsumsi masyarakat, mengingat komponen terbesar dari perekonomian Indonesia adalah konsumsi rumah tangga.

Untuk itu, Chatib mengungkapkan pemerintah akan menerapkan kebijakan keep buying strategy untuk mempertahankan daya beli masyarakat yang tertekan oleh perlambatan ekonomi dan lonjakan inflasi.

Sejumlah opsi kebijakan yang tengah dikaji oleh pemerintah saat ini adalah penaikkan penghasilan tidak kena pajak (PTKP), pengurangan pajak penghasilan karyawan, dan penangguhan pajak perusahaan padat karya.

Chatib menjelaskan kebijakan keep buying strategy pernah dilaksanakan pemerintah untuk bertahan di tengah krisis keuangan global pada 2008. “Kita termasuk negara yang survive jadi kita bisa belajar dari pengalaman tersebut,” katanya.

Meskipun banyak menyediakan insentif pajak untuk investasi, Chatib mengatakan pemerintah tetap akan mempertahankan kesinambungan fiskal dengan menjaga keseimbangan primer, defisit anggaran, dan rasio utang pada level aman.

Chatib meyakini berkurangnya penerimaan pajak akibat banyaknya insentif tidak akan memperlebar defisit anggaran yang harus dibiayai dengan utang mengingat penyerapan belanja negara yang juga masih lemah.

Adapun untuk mempercepat penyerapan anggaran, Chatib mengungkapkan pihaknya melakukan simplifikasi prosedur pencairan dan mendorong kementerian dan lembaga melakukan lelang tender lebih awal agar anggaran proyek bisa dicairkan lebih awal.

Dengan demikian, Chatib berjanji pihaknya akan mempersiapkan postur RAPBN yang dapat menggenjot pertumbuhan tapi tetap menjaga kesinambungan, sehingga mempermudah kerja pemerintah berikutnya.

“Kami persiapkan postur fiskal yang lebih baik karena linked dengan kebutuhan makro ekonomi sehingga menteri keuangan dan pemerintah berikutnya tidak punya persoalan yang sama,” kata Chatib.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Lahyanto Nadie
Sumber : ahmad puja rahman altiar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper