Bisnis.com, JAKARTA — Anggota Dewan Ekonomi Nasional Chatib Basri mengingatkan depresi besar atau great depression pada 1930-an terjadi akibat banyak negara menerapkan tarif perdagangan atau tarif impor yang tinggi. Masalahnya, belakangan tren serupa kembali terjadi akibat kebijakan Presiden AS Donald Trump yang mengeskalasi perang dagang.
Chatib memaparkan bahwa kini rata-rata perdagangan efektif Amerika Serikat (AS) kini 22,5%. Tarif tersebut menjadi yang tertinggi sejak 1909.
Dalam tabel grafis yang Chatib tunjukkan, memang terjadi tren penurunan tarif perdagangan sejak 1909. Hanya saja, kembali terjadi tren kenaikan tarif di AS yang puncaknya terjadi pada 1930-an lewat kebijakan Smoot-Hawley Tariff Act.
Saat itu, jelas Chatib, pemerintah AS mengeluarkan Smoot-Hawley Tariff Act untuk memproteksi ekonomi dalam negeri dengan menutup pintu impor. Masalahnya, negara lain berpikir dan melakukan hal yang sama (retaliasi).
Akibatnya, terjadi lingkaran setan penurunan kinerja ekonomi. Dia mencontoh jika semua negara menutup pintu impor maka perdagangan global akan turun; jika perdagangan global turun maka produk domestik bruto (PDB) di setiap negara akan turun; jika PDB di setiap turun maka konsumsi akan turun; jika konsumsi turun maka investasi akan turun.
"Itulah yang menjelaskan mengapa The Great Depression [depresi besar] 1930 terjadi," jelas Chatib dalam Kuliah Umum yang disiarkan kanal YouTube FEB UI, Rabu (14/5/2025).
Baca Juga
Mantan menteri keuangan itu pun mengingatkan pada puncak Smoot-Hawley Tariff Act, rata-rata tarif perdagangan AS hanya sekitar 20%. Sementara itu kini rata-rata tarif perdagangan AS mencapai 22,5% akibat kebijakan Trump—bahkan sempat terapkan tarif145% ke barang impor China.
"Oleh sebab itu orang kemudian bicara, 'Bahaya sekali ini [tarif Trump] bagi ekonomi global'," kata Chatib.
Sebagai informasi, depresi besar atau great depression dimulai pada 1929 hingga 1939. Kemerosotan ekonomi global iu ditandai dengan penurunan tajam kinerja industri yang memicu lonjakan pengangguran, sehingga tingkat kemiskinan meningkat secara global.