Bisnis.com, JAKARTA – Hingga Maret 2013 tercatat 34 perusahaan bekerjasama kemitraan melalui pola inti plasma dengan transmigran dan masyarakat yang menciptakan peluang investasi Rp9,5 triliun.
Program itu dilakukan melalui mekanisme Izin Pelaksanaan Transmigrasi (IPT) dan telah melibatkan 54 perusahaan yang saat ini sedang dalam proses permohonan untuk memperoleh IPT.
“Komoditas yang yang dikelola oleh investor antara lain kelapa sawit, tebu, kakao, tanaman pangan, dan sisal,” ujar Conrad Hendratno Direktur Partisipasi Masyarakat Ditjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sabtu (5/10/2013).
Menurut Comrad, perluasan areal pertanaman sebagai sentra produksi pertanian baru merupakan upaya redistribusi lahan sehingga mampu meberikan nilai tambah yang konstruktif terhadap petani dan ketahanan pangan nasional.
Berdasarkan makalah yang berjudul Transmigrasi Menuju Kemandirian Pangan Nasional yang ditulis Comrad, salah satu potensi lahan untuk tanaman pangan di kawasan transmigrasi seluas 155.871 hektar dapat dikembangkan untuk komoditas kedelai.
“Namun yang benar-benar siap untuk masa tanam Oktober-Maret 2012 dan April-September 2013 hanya sekitar 3.000 hektar. Saya memprediksi lahan itu mampu menghasilkan produksi kedelai rata-rata 1,7-2 ton per hektar," ujar Comrad
Dia menambahkan kawasan transmigrasi yang menjalin kerjasama dengan investor terbukti lebih cepat maju perkembangan dan kesejahteraannya.
Program transmigrasi ini juga tidak terlepas dari permasalahan yaitu menurunnya program penempatan transmigrasi.
“Dalam 3 tahun terakhir, target penempatan transmigrasi tahun 2012 sebesar 9.500 keluarga dan pada tahun 2013 turun menjadi 7.250 keluarga. (Amanda K. Wardhani)