Bisnis.com, JAKARTA—Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengimbau semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) untuk mendukung upaya pengelolaan limbah industri untuk mencapai kinerja pembangunan berkelanjutan yang lebih baik dari sebelumnya.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Sinta W. Kamdani mengatakan salah satu hal yang sampai saat ini ini belum menerima banyak perhatian adalah pengelolaan limbah industri.
Menurutnya, permasalahan untuk pembangunan yang berkelanjutan itu, termasuk belum adanya perhatian yang serius tentang tantangan masa depan terhadap penanganan limbah industri beserta peluang bisnis yang dapat tercipta daripadanya.
Peluang bisnis bagi industri itu ada, jika perusahaan mampu mengurangi dampak pengelolaan limbah mereka dengan memilih solusi yang ramah lingkungan.
“Peluang bisnis baru di bidang jasa pengelolaan limbah, baik industri maupun limbah massal dari perilaku konsumsi, muncul untuk meningkatkan kapasitas dalam mengelola limbah serta menutup kesenjangan antara limbah yang dihasilkan dan sebagian kecil dari limbah yang saat ini sudah dapat dikelola,” papar Shinta dalam keterangan pers hari ini, Sabtu (9/11/2013).
Kadin mengaku telah bekerjasama dengan Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) untuk membangun konsensus industri atas penanganan limbah industri di Indonesia melalui sebuah workshop yang melibatkan berbagai kelompok industri yang memiliki kepentingan besar atas isu limbah ini.
Untuk membangun argumentasi yang kuat atas kasus bisnis terkait penanganan limbah, Kadin didukung oleh IBCSD akan memperkuat konsep pembangunan berkelanjutan dalam upaya penanganan limbah dengan pendekatan holistik pembangunan berkelanjutan, yaitu sinergi antara kepentingan lingkungan dan sosial tanpa melupakan nilai-nilai ekonomisnya.
“Salah satu masukan penting dari dukungan IBCSD dan anggota-anggotanya adalah ketersediaan teknologi yang sesungguhnya tidak boleh terlepas dari upaya Indonesia untuk memperbaiki penanganan limbahnya,” kata Shinta.