Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Tuna Ditolak Akibat Bakteri Salmonela

Produk ikan tuna Indonesia rentan mendapat penolakan dari negara tujuan ekspor lantaran mengandung kadar bakteri salmonela yang tinggi.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Produk ikan tuna Indonesia rentan mendapat penolakan dari negara tujuan ekspor lantaran mengandung kadar bakteri salmonela yang tinggi.

Anggota Komisi Tuna Indonesia Arif Satria menuturkan komoditas ikan tuna harus ditangani dengan baik, mulai dari aktivitas penangkapan, proses, hingga pengapalan.

Apabila tidak ditangani dengan baik, produk tuna Indonesia sulit untuk mendapat pasar ekspor yang menerapkan standar kualitas dan mutu yang tinggi.

"Praktik penangkapan yang berkelanjutan itu dengan handline. Tetapi nelayan yang menggunakan perahu kecil tidak mengangkut ikan secara gelondongan. Saat proses pemotongan, bakteri masuk," ujarnya dalam Seminar Nasional Penyakit Ikan Karantina, Selasa (26/11/2013).

Berdasarkan data Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat, sepanjang 2011 terdapat 89 kasus penolakan ekspor tuna dari Indonesia ke Amerika Serikat. Penolakan tersebut terjadi pada 19,44 ton ikan tuna dengan nilai ekonomis mencapai US$128,71 juta.

Jumlah kasus penolakan tuna Indonesia lebih tinggi dibandingkan yang dialami negara-negara lain di Asia Tenggara. Pada 2011, penolakan ikan tuna asal Thailand mencapai 11 kasus, Vietnam 22 kasus, dan Filipina hanya 5 kasus.

"Dari 89 kasus, 66 kasus penolakan disebabkan oleh kadar bakteri salmonela yang di atas batas ambang minimum," tuturnya.

Arif mengatakan selain penanganan yang tidak higienis, tingginya kandungan bakteri salmonela pada ikan tuna juga disebabkan oleh buruknya kualitas sanitasi di pelabuhan perikanan.

"Thailand sekarang cari pemasok bahan baku tuna dari negara lain, karena kualitas tuna kita dianggap jelek. Ini harus kita benahi," ujarnya.

Dalam tiga tahun terakhir, ekspor tuna, tongkol, cakalang (TTC) tercatat naik lebih dari 30%. Pada 2010, nilai ekspor tuna mencapai US$383,23 juta, naik menjadi US$498,59 juta pada 2011 dan US$749,99 juta pada 2012.

Adapun, sepanjang Januari-Juni 2013, ekspor tuna Indonesia mencapai US$398,35 juta. Negara tujuan ekspor terbesar a.l. Jepang US$80,63 juta, AS US$56,04 juta, dan Uni Eropa US$96,39 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper