Bisnis.com, JAKARTA—Komite Ekonomi Nasional (KEN) mengusulkan kepada Pemerintah untuk membentuk tim gugus tugas atau task force guna mempercepat implementasi kebijakan pemerintah seiring tahun pemilu 2014.
Ketua KEN Chairul Tanjung mengatakan pembentukkan tim gugus tugas tersebut diharapkan mampu menjaga dan memperbaiki keberlanjutan perekonomian Indonesia pada tahun depan, tanpa terganggu hiruk pikuk politik.
Menurutnya, figur dalam tim gugus tugas tersebut bisa saja diisi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.
"Namun, ini baru usulan saja, masih belum ada keputusan. Mudah-mudahan tidak tumpang tindih," ujarnya, Selasa (3/12/2013).
Dia menjelaskan setidaknya ada tiga faktor yang mendasari perlunya pembentukkan tim khusus tersebut a.l. pertama, sisa waktu pemerintahan. Menurutnya, dengan sisa waktu pemerintahan tersebut perlu adanya pengambilan keputusan yang lebih cepat.
Kedua, tahun depan merupakan tahun pemilu 2014. Chairul menjelaskan konsentrasi pemerintahan akan semakin berkurang mengingat beberapa menteri perlu mempersiapkan proses kampanye. KEN berharap Presiden dapat memimpin langsung tim tersebut.
Ketiga, rendahnya implementasi atau eksekusi dari kebijakan pemerintah yang telah dibuat. Menurutnya, kelemahan Indonesia saat ini yakni dari sisi implementasi. Oleh karena itu, dia berharap tim khusus tersebut mampu mempermudah implementasi atas kebijakan pemerintah.
Dia mencontohkan keputusan menaikkan tarif impor barang mewah yang saat ini masih terhambat di departemen kehakiman. Menurutnya, tertundanya kebijakan yang sudah disetujui sejak Agustus itu, disebabkan belum selesainya proses harmonisasi dengan aturan yang ada sebelumnya.
“Ini kan tidak bisa lagi, seharusnya harmonisasi selama 3 hari atau seminggu itu bisa selesai, kenapa harus berbulan-bulan. Inilah gunanya task force ini, untuk mempercepat proses, sehingga hasilnya bisa lebih baik. Ini barangkali yang perlu,” ujarnya.
Dia juga mengungkapkan sederet tugas gugus tugas tersebut a.l. mengurangi defisit neraca transaksi berjalan, menstabilkan harga, menekan tingkat inflasi, menekan angka pengangguran, mengentaskan kemiskinan dan lain sebagainya.
Selain itu, KEN juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan akan melambat di level 5,5%, atau lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 6%.