Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Kehutanan mendorong pengembangan investasi hutan tanaman rakyat, hutan desa, dan hutan kemasyarakatan sebagai antisipasi skenario waspada pada perekonomian nasional.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menuturkan terdapat dua skenario outlook kehutanan pada 2014. Pertama, skenario continuing turmoil, terjadi dengan asumsi ekonomi nasional tetap tumbuh 5,5%-6% pada 2014.
Kedua, skenario waspada yakni apabila neraca perdagangan Indonesia terus defisit, subsidi BBM bengkak, dan masuk rezim uang ketat akibat penghentian quantitative easing oleh bank sentral AS yang berisiko menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 5%.
"Dalam skenario waspada kita meneruskan investasi di HTR, hutan desa, dan HKM agar masyarakat tahan dan tidak jatuh ke golongan miskin baru yang pada akhirnya terjebak pada perusakan sumber daya hutan," ujarnya dalam seminar Outlook Kehutanan 2014 yang diselenggarakan Persaki dan IAP4 Indonesia, akhir pekan ini.
Saat ini, izin HTR dipegang oleh 3.490 orang dengan luas areal pencadangan sekitar 679.400 hektare. Adapun HKm yang telah diterbitkan tercatat sebanyak 81 izin dengan luas areal kerja sekitar 240.500 ha.
Selain itu, Kemenhut telah memberikan hak pengelola hutan desa kepada 26 lembaga desa dengan luas areal kerja sekitar 153.100 ha.
Zulkifli mengatakan pada tahun politik pemerintah akan memperketat pelepasan kawasan hutan untuk kepentingan bisnis. Pasalnya, apabila tidak ditata dengan baik, masalah lahan sangat rentan menyulut kerusuhan.
"Kita akan permudah investasi, tetapi pelepasan kawasan harus kita perketat. Karena kalau hilang kawasan hutan, panjang urusannya. Outlook 2014 ini memang tidak mudah bagi investor dan pengusaha," katanya.
Outlook Kehutanan 2014 Skenario Waspada
Kementerian Kehutanan mendorong pengembangan investasi hutan tanaman rakyat, hutan desa, dan hutan kemasyarakatan sebagai antisipasi skenario waspada pada perekonomian nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ana Noviani
Editor : Bambang Supriyanto
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu