Bisnis.com, JAKARTA— Kendati sensus pajak nasional (SPN) berjalan kurang optimal akibat kekurangan pegawai, Ditjen Pajak tetap berencana melanjutkan kembali program sensus guna meningkatkan jumlah basis pajak.
Pengamat pajak Universitas Indonesia Darussalam mengatakan sensus pajak harus dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan, meski dalam implementasinya berjalan kurang optimal. Menurutnya, perbaikan kinerja SPN menjadi tanggung jawab dari Ditjen Pajak.
“Tujuan SPN kan sangat penting yakni menjaring orang untuk memiliki nomor pokok wajib pajak [NPWP]. Ini tidak boleh ditinggalkan, karena proyek ini kan sifatnya untuk jangka panjang,” katanya saat dihubungi, Jumat (13/12/2013).
Dia menjelaskan sensus pajak tidak bisa ditujukan untuk penerimaan jangka pendek. Namun demikian, potensinya akan mulai terasa signifikan terhadap penerimaan negara pada 2-3 tahun mendatang seiring perbaikan kapasitas Ditjen Pajak.
Sementara itu, Dirjen Pajak Fuad Rahmany mengatakan SPN akan menjadi salah satu program ekstensifikasi yang digenjot Ditjen Pajak dalam mencapai target penerimaan pajak APBN 2014 mengingat proyeksi pertumbuhan ekonomi 2014 masih akan melambat.
Kendati demikian, dia tidak menjelaskan secara rinci target penambahan wajib pajak dari sensus pajak, maupun kontribusinya ke penerimaan pajak 2014. Adapun, target penerimaan pajak dalam APBN 2014 sebesar Rp1.034 triliun.
Menurutnya, potensi program sensus pajak terhadap penambahan wajib pajak (WP) cukup besar. Selain itu, lanjutnya,, secara tidak langsung juga meningkatkan penerimaan pajak. Namun hasil yang dicapai justru belum menunjukkan potensi sebenarnya.
Dia menilai hasil sensus pajak yang tidak sesuai ekspektasi, karena tidak dibarengi dengan peningkatan kapasitas Ditjen Pajak, terutama dari jumlah pegawai. Ditjen Pajak mengemukakan sejak 2006-2012 jumlah pajak hanya bertambah 1.212 orang.
Dalam catatan Bisnis, program SPN yang telah menghabiskan anggaran negara sekitar Rp200 miliar itu dimulai sejak Dirjen Pajak dijabat Fuad Rahmany. Dalam kurun itu pula, Ditjen Pajak justru gagal mengamankan target penerimaan.
Adapun, sasaran dari program SPN itu a.l wajib pajak (WP) yang belum terdaftar, WP yang terdaftar tetapi belum menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) pajak, serta WP yang sudah menyampaikan SPT, namun belum tepat pembayaran pajaknya.
Akibat dari kurangnya sumber daya manusia itu, Ditjen Pajak pada akhirnya menurunkan target penambahan WP baru program SPN tahun ini menjadi 800.000 WP dari target yang dipatok sebelumnya 2,2 juta.
Penurunan target menjadi 800.000 WP baru itu, dikarenakan periode sensus yang hanya dilakukan selama tiga bulan yakni September-November. Berbeda dengan tahun lalu, sensus dilakukan Mei-Oktober, atau dengan periode waktu selama 6 bulan, dua kali lipat dari lama waktu tahun ini.
Sepanjang 2011-2012, Ditjen Pajak telah menjaring 3,23 juta WP baru dari program sensus pajak, dimana terdiri dari WP pribadi 2,95 juta, dan WP badan 280.000. Adapun, kontribusi sensus pajak terhadap penerimaan sejak 2011 hingga Oktober 2013 mencapai Rp7 triliun.
Meski Tak Optimal, Ditjen Pajak Siap Lakukan Sensus Pajak Nasional
Kendati sensus pajak nasional (SPN) berjalan kurang optimal akibat kekurangan pegawai, Ditjen Pajak tetap berencana melanjutkan kembali program sensus guna meningkatkan jumlah basis pajak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ringkang Gumiwang
Editor : Linda Teti Silitonga
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
47 menit yang lalu
Saham Bank Pilihan JP Morgan saat Likuiditas Ketat & Kredit Melambat
47 menit yang lalu
Saham Bank Pilihan JP Morgan saat Likuiditas Ketat & Kredit Melambat
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 menit yang lalu
BI Tahan Suku Bunga, Apindo: Pengusaha Dalam Kondisi Tak Diuntungkan
31 menit yang lalu
Daftar UMK DIY 2025, Yogyakarta & Sleman Tertinggi
35 menit yang lalu
QRIS NFC Meluncur Kuartal I/2025, Naik MRT Tinggal Tap!
1 jam yang lalu