Bisnis.com, JAKARTA—Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit listrik hingga November 2013 mencapai 6,82 juta kiloliter (KL), atau lebih tinggi sekitar 8,25% dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam APBNP 2013 sebanyak 6,3 juta KL.
Suryadi Mardjoeki, Kepala Divisi BBM dan Gas PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), mengatakan tingginya penggunaan BBM untuk pembangkit listrik disebabkan tidak adanya pasokan gas di kawasan Medan, Sumatra Utara.
Akibatnya, perusahaan harus menggunakan 1.400 KL BBM per hari untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Belawan.
Konsumsi BBM yang tinggi juga terjadi pada pembangkit listrik di Bali. Saat ini, sekitar 500 megawatt (MW) dari total daya pasok 796,5 MW berasal dari pembangkit yang menggunakan BBM, dengan total konsumsi 1,2 juta KL per tahun.
Sementara itu, 296,5 MW sisanya berasal dari pembangkit listrik di Jawa yang dialirkan melalui kabel bawah laut.
Selain itu, keterlambatan sejumlah proyek pembangkit yang masuk dalam program percepatan 10.000 MW juga ikut berkontribusi pada tingginya konsumsi BBM.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sendiri telah menyetujui rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) perubahan yang diajukan PLN.
Dalam RKAP itu, Menteri ESDM Jero Wacik menyetujui target penggunaan BBM untuk pembangkit listrik tahun ini mencapai 7,4 juta KL.
RKAP itu juga mematok target penggunaan gas untuk pembangkit listrik mencapai 400 triliun British thermal unit (TBTU). Target itu sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan target penggunaan gas dalam APBNP 2013 yang ditetapkan 380 TBTU.
"Sejak Oktober 2013 lalu wilayah Jawa sudah dapat mengimplementasikan zero BBM, kecuali jika ada gangguan di salah satu PLTU. Jika hal itu terjadi, maka kami harus menghidupkan PLTGU Tambaklorok," katanya di Jakarta, Minggu (15/12).
PLN sebenarnya juga sudah mendapatkan tambahan 30 miliar British thermal unit per hari (Bbtud) dari mekanisme pertukaran gas FSRU Jawa Barat dengan gas gas dari pipa South Sumatra-West Java (SSWJ). Dengan tambahan itu, maka PLTGU Muara Tawar 100% menggunakan gas, dengan kebutuhan mencapai 210 Bbtud.
Hal yang sama sebelumnya terjadi pada PLTGU Muara Karang. Pembangkit itu tidak lagi menggunakan BBM, karena mendapat pasokan gas dari FSRU Jawa Barat. Selanjutnya, PLTGU Tanjungpriok yang sepenuhnya menggunakan gas setelah adanya perjanjian penggunaan pipa bersama.
Suryadi memperkirakan penyerapan gas pada pembangkit listrik tahun ini dapat sesuai target RKAP perubahan. “Hingga November 2013, penyerapan gas sudah 375,4 TBtu atau sekitar 94% dari target RKAP,” ujarnya.
Menurutnya, tingginya serapan gas pada pembangkit listrik akan berdampak pada konsumsi BBM yang diperkirakan tidak lebih dari 7,4 juta KL sepanjang tahun ini.
Konsumsi BBM Untuk Pembangkit Capai 6,82 Juta Kiloliter
Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit listrik hingga November 2013 mencapai 6,82 juta kiloliter (KL), atau lebih tinggi sekitar 8,25% dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam APBNP 2013 sebanyak 6,3 juta KL.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Lili Sunardi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu
PPN 12% untuk Barang Mewah, Pengusaha: Hampir Semua Kena
2 jam yang lalu