Bisnis.com, BANDUNG - Pelaku usaha agribisnis menyayangkan rendahnya produksi komoditas kunyit di Jawa Barat di tengah meningkatnya ekspor untuk tanaman yang sering digunakan sebagai pewarna makanan.
Direktur Agribisnis CV Fortuna Agro Mandiri Iyus Supriatna mengaku dirinya diminta untuk menyediakan kunyit basah sebanyak 7.000 ton per bulan ke India.
"Tetapi, saya tidak bisa menyanggupinya, sebab nilai kontraknya seperti borongan. Sehingga untuk menyediakan pasokan kunyit sebanyak itu tidak mungkin bisa terpenuhi," ujarnya kepada Bisnis, Senin (23/12/2013)
Selain itu, lanjut Iyus, kebutuhan kunyit untuk pasar domestik sendiri saat ini sudah cukup besar, sebab komoditas tersebut, juga sering digunakan sebagai bahan obat, pembuatan kapsul, jamu, dan industri makanan lainnya.
Bahkan, harganya pun cukup mengiurkan bagi para penjual kunyit. Saat ini di pasar internasional harga kunyit kering dijual seharga US$2 per kg, dengan rasio 1 kg kunyit kering berbanding dengan 10 kg kunyit basah.
Hingga kini, katanya, sebagian besar petani kunyit di Jabar menjual dalam bentuk kunyit yang masih basah.
"Dengan rangkaian proses panen yang dilakukan oleh petani. Maksimal harga yang bisa dijual petani harus mencapai Rp1.000 per kg kunyit basah, agar mendapat untung" ujarnya.