Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang UKM Erwin Aksa mengatakan jelang Masyarakat Ekonomi Asia Tenggara 2015, Indonesia merupakan negara yang memiliki daya tarik paling tinggi.
"Dari sisi pasar, produk, dan jasa, Indonesia ternyata tidak ada bandingannya dalam segala hal apabila dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya,” katanya kepada Bisnis melalui keterangan resminya, Senin (3/3/2014).
Tidak hanya itu, pasar tenaga kerja kita di sektor industri kecil menengah atau usaha kecil menengah terancam dibanjiri tenaga kerja berupah murah dari negara-negara Indochina seperti Kamboja, Myanmar, dan Laos.
Bukti keseriusan anggota Asean dari kawasan Indochina memasukkan tenaga kerjanya ke Indonesia, ditandai dengan kesiapan mereka dengan mempelajari bahasa Indonesia dengan serius. Bagi dunia industri, informasi ini menjadi kabar gembira.
Sebab nantinya sektor industri akan memperoleh pasar tenaga kerja yang lebih kompetitif. Namun dampak sosialnya yang tidak bisa dihindari karena akan banyak tenaga kerja Indonesia yang tidak terdidik akan tersingkir.
Meski diupayakan menghindari kondisi tersebut, namun dengan pendapatan buruh di Jakarta dan sekitarnya di atas Rp 2 juta per bulan, akan menjadi daya tarik bagi buruh dari Laos yang gajin per bulannya hanya Rp750.000. "Pendapatan per kapita Laos hanya US$ 986 per tahun," ujar Erwin.
Kendala berupaka tekanan lain akan muncul, yakni banjirnya tenaga kerja terdidik mengincar UKM dari negara-negara Asean yang kondisi ekonomi berada di atas Indonesia. Termasuk indeks sumber daya manusianya.
Ancaman itu muncul dari Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Seperti sandwich, katanya, UKM Indonesia akan ditekan oleh pasar tenaga kerja tidak terlatih dan murah dari negara-negara Indochina.