Bisnis.com, JAKARTA—Realisasi penggandaan beras miskin (raskin) pada Februari ini diklaim telah mencapai 80% atau setara dengan hampir 500.000 ton, sehingga Perum Bulog (Persero) selaku pemasok raskin diprediksi tidak perlu mendatangkan tambahan pasokan dari luar.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan pemerintah menambahkan jumlah raskin bulan ini dengan menarik jatah November dan Desember 2013 untuk dibagikan pada 2 bulan ke depan.
“Untuk Februari saja telah direalisasikan 80% ditambah dengan penambahan berikutnya. [Cadangan] beras Bulog akhir tahun kemarin saja di atas 2 juta ton, dan sekarang sisanya 1,7 juta ton. Itu masih normal untuk pasokan Januari-Februari. Nanti, Bulog akan meningkatkan pembelian lagi untuk mencapai angka 2 juta ton kembali,” ujar Hatta, Rabu (5/3/2014).
Sebagaimana diketahui, cadangan beras yang dimiliki Bulog awal tahun ini merupakan sisa dari pasokan tahun lalu yang menembus 3,511 juta ton. Pasokan 2013 tersebut murni diserap dari produksi dalam negeri dan Bulog sama sekali tidak melakukan importasi beras.
Dirut Bulog Sutarto Alimoeso berkomitmen perusahaan pelat merah pimpinannya akan mengulangi kesuksesan kinerja tahun lalu dengan tidak mendatangkan tambahan pasokan dari luar negeri.
“Tahun lalu saja tambahan [untuk pasokan beras medium] ada 3 bulan, jadi [jumlah pasokan adalah] 15 kali. Kami juga enggak impor, dan produksi [dalam negeri] bagus. Tahun ini produksinya juga lumayan. Jadi, sementara ini belum [butuh impor],” katanya ketika ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Rabu.
Sebagai pengemban ketersediaan bahan pangan pokok untuk stabilisasi, Sutarto mengklaim realisasi penambahan raskin sejumlah 500.000 ton pada bulan ini telah mencukupi. Apalagi, lanjutnya, Bulog masih punya cadangan beras 1,7 juta ton. “Jadi enggak ada alasan untuk impor,” tegasnya.
Target realisasi pasokan beras Bulog untuk tahun ini adalah sekitar 3,85 juta ton, atau lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu. Menurut Sutarto, pasokan beras tahun ini memang harus dilebihkan untuk kebutuhan raskin yang sifatnya darurat.