Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Kehutanan mengingatkan isu perubahan iklim telah membentuk peradaban industrialisasi baru yang tidak bisa lagi ditawar.
Oleh sebab itu, adalah mutlak bagi para pihak, industri dan masyarakat umum, untuk ikut berpartisipasi dalam langkah-langkah
"Setelah peradaban teknologi, sekarang kita masuk ke peradaban perubahan iklim. Tidak ada seorang pun yang bisa menolak hidup di situ," kata San Afri Awang, Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Hubungan Antar Lembaga, Senin (7/4/2014).
San Afri menjelaskan, hal itulah yang mendorong Badan Litbang Kemenhut telah mengembangkan lima teknologi ramah lingkungan dan emisi karbon rendah yang bisa diaplikasikan industri di sektor kehutanan.
Pertama adalah teknik pemanenan ramah lingkungan, dengan jalan pemanfaatan kayu hutan tanaman sampai diameter 7 cm dan hutan alam ramah lingkungan.
Kedua, teknik perlindungan, konservasi dan rehabilitasi hutan/lahan, seperti konservasi genetik atau rekayasa alat pemadam kebakaran di lahan gambut.
Ketiga adalah teknik silvikultur intensif, seperti produksi benih unggul, pemeliharaan intensif dan perlindungan hama penyakit tanaman.
Keempat, teknik pelambatan dekomposisi, yaitu pengawetan kayu dan pemanfaatan limbah kayu kelapa sawit menjadi furniture. Terakhir adalah teknologi bahan bakar nabati (BBN) dan wood pellet.