Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Perkapita Indonesia: Tahun 2030 Bisa Capai US$16.618, Ini Syaratnya

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan Indonesia masih berpeluang meningkatkan pendapatan perkapita pada 2030 di angka 16.618 asalkan syarat pertumbuhan terpenuhi.
Ilustrasi-Gedung Bappenas
Ilustrasi-Gedung Bappenas

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bappenas, memperkirakan Indonesia masih berpeluang meningkatkan pendapatan perkapita pada 2030 di angka 16.618 asalkan syarat pertumbuhan terpenuhi.

Sebaliknya, jika rata-rata pertumbuhan ekonomi setiap tahun hanya 6%, pertumbuhan pendapatan perkapita Indonesia pada 2030 diperkirakan hanya US$8.531.

Wakil Kepala Bappenas Lukita Dinarsyah mengatakan pendapatan perkapita Indonesia saat ini masih tertinggal dibandingkan negara Asean lainnya. Menurutnya, Indonesia cuma unggul dari Vietnam, Myanmar dan Filipina.

“Dibandingkan Thailand atau Malasyia memang kita masih di bawah. Akan tetapi, kita jangan pesimistis, justru kita punya ruang untuk meningkat, yakni dengan cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 10% per tahun,” ujarnya, Rabu (09/04).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pendapatan perkapita Indonesia 2013 tercatat Rp36,5 juta atau tumbuh 9% dari tahun lalu Rp33,5 juta. Adapun, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tahun lalu sebesar 5,78%.

Bappenas menilai Indonesia memiliki kesempatan mencapai pendapatan perkapita US$16.618 pada 2030 mendatang, apabila pertumbuhan ekonomi tiap tahun mencapai 10%. Akan tetapi, pemerintah perlu memperhatikan terlebih dahulu produktivitas tenaga kerja.

Lukita menuturkan jalan terbaik meningkatkan produktivitas tenaga kerja adalah mendorong perkembangan industri pengolahan atau manufaktur. Artinya, tenaga kerja yang ada di sektor primer seperti pertanian maupun tambang harus mulai dikurangi.

Kendati demikian, pergeseran sektor industri pengolahan terhambat dari sisi pendidikan. Seperti diketahui, lebih dari 50% tenaga kerja Indonesia berpendidikan SD. Oleh karena itu, Lukita juga berpendapat sudah waktunya Indonesia menerapkan sekolah 12 tahun.

“Ini harus disiapkan dari sekarang. Tantangan pada masa mendatang cukup banyak, misalnya MEA, bonus demografi, Asean post 2015, hingga perubahan iklim. Ini kondisi yang tidak mungkin kita hindari. Oleh karena itu, kita harus prioritaskan ini,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper