Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontribusi Ekspor Rotan Cirebon Capai 50%

Produksi kerajinan rotan Cirebon Jawa Barat memberikan kontribusi sekitar 50% terhadap kinerja ekspor rotan nasional. Selain itu, suburnya kerajinan rotan juga telah menempatkan Cirebon sebagai daerah yang memberikan andil terbesar untuk ekspor nasinal setelah Solo dan Gresik.
Adapun saat perdagangan bebas Asean 2015, Asmindo optimistis ekspor rotan furniture bisa mencapai 3.000 kontainer per bulan seiring semakin membaiknya kinerja ekspor rotan dari wilayah tersebut. /bisnis.com
Adapun saat perdagangan bebas Asean 2015, Asmindo optimistis ekspor rotan furniture bisa mencapai 3.000 kontainer per bulan seiring semakin membaiknya kinerja ekspor rotan dari wilayah tersebut. /bisnis.com

Bisnis.com, CIREBON - Produksi kerajinan rotan Cirebon Jawa Barat memberikan kontribusi sekitar 50% terhadap kinerja ekspor rotan nasional. Selain itu, suburnya kerajinan rotan juga telah menempatkan Cirebon sebagai daerah yang memberikan andil terbesar untuk ekspor nasinal setelah Solo dan Gresik.

Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jawa Barat Sumartja mengatakan kontribusi kerajinan rotan di Cirebon terhadap ekspor rotan nasional akan terus bertambah mengingat pencapaian kinerja ekspor rotan saat ini masih belum maksimal.

"Tahun ini ekspor rotan secara nasional diitarget lebih dari US$1 miliar," katanya kepada Bisnis, Jumat (18/4/2014).

Sumartja mengungkapkan target ekspor rotan nasional tentu bakal berubah jika kondisi ekonomi global tidak stabil.  "Kalau permintaan terhadap produk kerajinan rotan bagus, kami targetkan lebih banyak lagi," ujarnya.

Asmindo mencatat ekspor rotan furniture dari Jabar sepanjang 2013 rata-rata mencapai 1.500 (dokumen COO Kota dan Kabupaten Cirebon) kontainer per bulan atau tumbuh lebih dari 30% dari rata-rata ekspor rotan tahun 2012 yang kurang dari 1.000 kontainer per bulan.

Dia meyakini peningkatan ekspor rotan furniture juga timbul akibat penundaan pemberlakuan aturan tentang SVLK yang disahkan 1 Januari 2012 lalu dan akan diberlakukan efektif tahun depan.

Dia menuturkan dengan penundaan pemberlakukan aturan SVLK melalui Permen Nomor P-81 Tahun 2013 yang dikeluarkan Menteri Perdagangan bulan lalu memberikan dorongan kepada pelaku usaha untuk menggenjot kinerja ekspor rotan furniture hingga sambil melengkapi dokumen SVLK.

“Lebih dari 50% kerajinan rotan di Cirebon juga memakai kayu dan harus memiliki dokumen SVLK, dengan penundaan ini pada 2014 ekspor rotan bisa mencapai 2.000 kontainer per bulan,” katanya.

Sumartja mengungkapkan para pelaku usaha kerajinan rotan berharap pemerintah tidak merubah kebijakan ekspor bahan baku dan tetap melarang ekspor rotan mentah agar industri kerajinan rotan domestik semakin menggembirakan.

“Ekspor kerajinan rotan secara nilai tentu lebih baik dibanding ekspor rotan mentah yang malah menghantam industri kerajinan rotan domestik,” ujarnya. Adapun saat perdagangan bebas Asean 2015, Asmindo optimistis ekspor rotan furniture bisa mencapai 3.000 kontainer per bulan seiring semakin membaiknya kinerja ekspor rotan dari wilayah tersebut. (Adi Ginanjar Maulana/Maman Abdurahman)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper