Bisnis.com, JAKARTA—Indonesian Petroleum Association (IPA) mengungkapkan perbandingan antara permintaan dan pasokan migas semakin melebar.
Presiden IPA Lukman Mahfoedz mengatakan jarak antara permintaan dan pasokan migas yang semakin melebar dapat mengancam ekonomi Indonesia. Pasalnya, konsumsi energi naik dari tahun ke tahun.
“Konsumsi energi diprediksikan akan bertambah tiga kali lipat menjadi 7,7 juta barrels of oil equivalent per day (BOED) pada 2025,” katanya usai membuka acara IPA Conference and Exhibition ke-38 di Jakarta Convention Centre, Rabu (21/5/2014).
Namun, jelasnya, perkembangan pasokan migas tidak sejalan dengan permintaan yang terus meninggi. Menurut Lukman, kesenjangan antara permintaan dan persediaan migas pada 2025 dapat melebihi 2 juta BOED.
“Karena inilah, kebijakan energi nasional menjadi hal yang penting bagi Indonesia untuk dapat menutupi kesenjangan persediaan dan permintaan yang semakin melebar, serta mengatasi rasio penggantian cadangan Indonesia yang rendah,” ujarnya. Dia menjelaskan rasio minyak saat ini bertahan pada 46%, sementara rasio gas pada 92%.
IPA Conference and Exhibition ke-38 akan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 21-23 Mei 2014 di Jakarta Convention Centre. Acara tersebut merupakan acara terpenting di industri migas Indonesia dan kawasan Asia. Acara ini diikuti oleh 290 perusahaan, 2.400 orang peserta pameran, 200 peserta pameran dari 25 negara, dan lebih dari 20 ribu pengunjung diharapkan untuk datang.
Acara tiga hari ini, yang akan berlangsung pada tanggal 21-23 Mei di Jakarta Convention Centre, merupakan acara terpenting di industri migas Indonesia dan salah satu dari yang terpenting di kawasan Asia, dengan total 290 perusahaan peserta pameran, 2.400 peserta pameran, 200 peserta pameran dari 25 negara, dan lebih dari 20 ribu pengunjung diharapkan untuk datang.