Bisnis.com, SURABAYA - PT Pembangkitan Jawa Bali menargetkan pembangkit listrik tenaga mikro gas (PLTMG) di Pulau Bawean, Gresik bisa beroperasi akhir bulan ini.
Direktur Pengembangan dan Niaga PT Pembangkitan Jawa-Bali Muljo Adji AG menguraikan pembangkit berkapasitas 3 megawatt (MW) tersebut saat beroperasi bisa menggantikan pembangkit bertenaga solar.
“Kami targetkan produksi 3 MW lancar dengan penyesuaian terhadap kondisi laut. Bila lancar program serupa bisa dilakukan di kepulauan lain,” jelasnya di Surabaya, Selasa (17/6/2014).
Adji menguraikan bila pasokan dan produksi pembangkit gas lancar maka ditargetkan kapasitas produksi bisa meningkat hingga 6 MW. Terlebih beban puncak di pulau di lepas laut Jawa tersebut berkisar 4 MW.“Dengan pasokan lancar maka diharapkan usaha dan ekonomi di sana tumbuh,” imbuhnya.
Menurutnya, kondisi alam merupakan tantangan utama pengembangan pembangkit listrik tenaga gas di kepulauan. Ombak dan angin bisa menghambat pasokan gas yang dimampatkan (compressed natural gas) melalui kapal.
Kendala tersebut dan strategi menyiasati, lanjut dia, diuji dalam operasional PLTMG di Bawean. Bila pola distribusi dan persediaan gas teratasi maka pulau kecil lain pun bisa dijadikan lokasi pengembangan berikutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PJB Amir Rosidi menguraikan penyediaan listrik menghadapi tantangan tak ringan. Pembangunan pembangkit baru banyak kendala sementara konsumsi terus naik.
Sebagai gambaran beban puncak interkoneksi Jawa Bali saja sudah tembus 23.420 megawatt (MW) atau naik sekitar 853 MW atau 3,77% dibanding konsumsi puncak tahun lalu 22.567 MW.
Sementara di sisi penambahan pembangkit, lanjut dia, tidak bisa dilakukan dengan mudah, terkendala perizinan dan pembebasan tanah. Padahal, setiap tahun perlu pembangkit baru berkapasitas 5.000 MW.
“Kami berharap soal tanah bisa teratasi setelah perubahan peraturan yang menjadikan Badan Pertanahan Nasional jadi fasilitator. Terlebih pembangkit biasanya perlu sekitar 100 hektare lahan,” tegasnya.