Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MONOREL SULSEL: Kalla Group Mundur, Investor Baru Siap

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan pembangunan moda transportasi monorel segera mendapatkan investor baru seiring dengan mundurnya Kalla Group dari proyek tersebut.

Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan pembangunan moda transportasi monorel akan segera mendapatkan investor baru seiring dengan mundurnya Kalla Group dari proyek tersebut.

Kepala Dishub Sulsel Masykur Sulthan mengatakan sejumlah investor asing telah menyatakan ketertarikannya untuk menggarap moda transportasi monorel yang bakal menghubungkan kawasan terpadu Mamminasata.

Menurutnya, investor asing yang menyatakan ketertarikannya itu merupakan korporasi besar yang tidak hanya berasal dari Asia namun juga dari Eropa.

"Sekrang kita masih pembicaraan awal, tidak menutup kemungkinan investor-investor ini bisa bergabung membentuk konsorsium agar mempercepat realisasi proyek," katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (8/9/2014).

Kendati demikian, Masykur enggan menyebutkan perusahaan asing yang siap bergabung, lantaran masih dalam tahap penjajakan dan pembicaraan awal.

"Tetapi diantaranya itu ada dari Korea dan Rusia. Kami juga membuka kerjasama dengan investor dalam negeri untuk proyek ini," ucapnya.

Dengan kondisi tersebut, keputusan Kalla Group dalam proyek monorel Makassar dipastikan tidak akan menghentikan rencana pembangunan moda transportasi berbasis rel tersebut.

Masykur memaparkan, setelah tahapan penjajakan telah dirampungkan akan segera dilanjutkan dengan tahapan studi kelayakan yang dilakukan secara bersama antara Pemprov dengan investor.

Adapun, proyek monorel Makassar disiapkan sebagai moda transportasi untuk menghubungkan 4 kabupaten/kota yang masuk dalam kawasan terpadu Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa dan Takalar).

Berdasarkan rencana, proyek monorel tersebut akan melalui tiga jalur dengan estimasi investasi mencapai Rp4 triliun.

Sebelumnya, Presiden Direktur Kalla Group Fatimah Kalla mengemukakan keputusan untuk tidak melanjutkan proyek tersebut karena tidak layak  secara bisnis.

"Memang kami sudah melakukan studi kelayakan dan disimpulkan jika proyek ini tidak akan seimbang antara investasi dengan keuntungan," katanya.

Padahal, penandatanganan MoU yang telah dilakukan sejak Juli 2011 lalu dengan estimasi anggaran pembangunan monorel tersebut, mencapai Rp4 triliun yang 100% bersumber dari Kalla Group selaku investor.

Menurut Fatimah, dalam pembiayaan juga sulit untuk menggandeng perbankan lantaran rendahnya tingkat pengembalian investasi dan estimasi keuntungan dari proyek tersebut.

Menurutnya, moda transportasi massal tersebut sebaiknya menggunakan uang dari anggaran pendapatan dan belanja negara maupun daerah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Amri Nur Rahmat
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper