Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia (Gappi) menilai usaha perunggasan Tanah Air harus siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (2015) nanti.
Ketum Gappi Anton J Supit mengatakan persiapan itu tidak hanya dilihat dari pendekatan usaha saja, tapi juga lebih mengerucut ke mata rantai niaga, industri hilirisasi, rantai dingin (cold chain) dan promosi bersama.
“Agar mampu bersaing dengan produk sejenis dari luar negeri, industri perunggasan di Indonesia harus terus melakukan peningkatan efisiensi produksi dan pembenahan distribusi atau pemasarannya,” kata Anton, Kamis kemarin.
Menurutnya, dengan MEA 2015 sudah di depan mata dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin menjadi awal menjalin hubungan pasar antarnegara di kawasan ASEAN.
Menurutnya, kebijakan free trade area menyebabkan hilangnya tarif perdagangan antar negara di kawasan ASEAN, pasar tenaga kerja, investasi dan kemudahan prosedur arus keluar-masuk komoditas.
“Hanya satu modal yang harus dipersiapkan yaitu bertarung dengan daya saing produk sebab sekarang ini sudah bukan jamnanya lagi memproduksi dan mendapati harga sesuai dengan biaya produksi ditambah keuntungan saja,” ujarnya.
Hal itu, lanjutnya, menyebabkan ketidakefisienan dalam memproduksi hasil peternakan hingga sampai ke tangan konsumen akan menyebabkan biaya tinggi, sehingga produk tersebut akan kalah bersaing di pasar.